Rupiah Diprediksi akan Melemah ke Rp14.200 per Dolar AS

Rupiah Diprediksi akan Melemah ke Rp14.200 per Dolar AS
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Rapat yang akan digelar The Federal Reserve atau bank sentral Amerika pada tanggal 1 dan 2 Mei besok diprediksi akan mengganggu kepercayaan investor serta pasar dalam negeri sendiri. Kebijakan pengetatan moneter akan menjadi pertimbangan bagi investor di seluruh dunia.
 
Pengamat ekonomi Indef, Bhima Yudhistira memprediksi, The FED masih menjaga bunga acuanya tidak berubah di angka 1,5-1,75 persen. Namun FED kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan pada rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12-13 Juni hingga 25-26 September 2018 mendatang.
 
"Hasil rapat FED akan jadi patokan bagi investor untuk menebak arah kebijakan pengetatan moneter berikutnya. Imbas ke Indonesia, khususnya para investor asing akan melakukan perombakan portofolio dengan melanjutkan penjualan bersih saham," tuturnya pada Liputan6.com, Senin (30/4/2018).
 
Bhima menambahkan, hingga saat ini belum ada sinyal positif terkait kebijakan yang akan dikeluarkan oleh the FED tersebut. "Sentimen positif dari dalam negeri juga masih samar, investor akan menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi triwulan I/2018 yang akan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 7 Mei ini," ujarnya.
 
"Jika pertumbuhan ekonomi triwulan I hanya 5 persen, investor akan keluar dari pasar. Prediksi pelemahan rupiah pada pekan pertama dan kedua Mei yaitu Rp13.900 hingga Rp14.200," kata Bhima
 
Sementara itu, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menilai naiknya suku bunga acuan the FED nanti akan berimplikasi pada kenaikan suku bunga yang semakin besar pula oleh Bank Indonesia (BI). Dia menyatakan hal tersebut akan menciptakan tekanan baru bagi rupiah.
 
"Bila itu terjadi, maka akan ada sumber tekanan baru terhadap rupiah. Interest rate differential makin menyempit, harapan pasar BI akan naikkan suku bunga juga makin besar," ujarnya.
 
"Kemungkinan terburuknya BI tidak merespon sesuai pasar dan bila itu terjadi rupiah tidak bisa terkendali," tambah Piter.
 
Meskipun begitu, untuk saat ini Piter menyatakan tingkat kepercayaan pasar masih terhitung baik terhadap situasi perekonomian di Indonesia. "Saat ini saya lihat pasar masih percaya terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan percaya BI juga mampu untuk menjaga rupiah," tandas Piter.
 
Sebagai informasi, untuk saat ini saja rupiah berada pada Rp13.875 per dolar Amerika Serikat (AS).
 
Sumber : Liputan6.com