KPU Pekanbaru-PWI Riau Sosialisasikan Pilgubri, Media Harus Sajikan Berita Cagub Adil dan Berimbang

KPU Pekanbaru-PWI Riau Sosialisasikan Pilgubri, Media Harus Sajikan Berita Cagub Adil dan Berimbang
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pekanbaru bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau menggelar sosialisasi Pilgubri 2018, Rabu (4/4/2018) di Gedung PWI Jalan Arifin Achmad Pekanbaru.
 
Sosialisasi ini diikuti sekitar 100 orang wartawan dari berbagai media online, cetak dan media elektronik di Kota Pekanbaru. Tampil sebagai pembicara dalam sosialisasi ini, Ketua KPU Kota Pekanbaru Amiruddin Sijaya, Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang dengan dipandu oleh moderator Abdul Kadir Bey, Wakil Ketua PWI Riau Bidang Kerja Sama.
 
Hadir juga dalam kegiatan ini, Ketua Dewan Penasihat PWI Riau Helmi Burman, Sekretaris PWI Riau Amril Jambak, Wakil Ketua PWI Riau Bidang Pembelaan Wartawan Anthoni Harry dan sejumlah pengurus PWI Riau lainnya. 
 
Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang mengingatkan para wartawan untuk menyajikan pemberitaan terkait Pilgubri 2018 secara adil dan berimbang dengan senantiasa mengacu pada kode etik jurnalistik dan UU Pers. Pemberitaan yang tak berimbang, kata Zulmansyah, bisa menimbulkan sengketa.
 
Zulmansyah menilai saat ini banyak wartawan atau media yang hanya memberitakan kegiatan kampanye satu pasangan calon yang bertarung di Pilgubri 2018 sementara calon lainnya nyaris tak pernah diberitakan. 
 
"Semua calon ada wartawan yang back-up, seharusnya semua harus mendapat porsi yang sama, dan wartawan harus non aktif jika masuk tim sukses. Tapi ada juga wartawan yang masuk tim sukses tapi masih menulis berita," ujarnya.
 
Di kesempatan yang sama, Ketua KPU Pekanbaru Amiruddin Sijaya mengatakan bahwa pihaknya sengaja mengundang awak media untuk sosialisasi perdana ini karena media dinilai kelompok paling strategis dalam sosialisasi Pilgubri 2018.
 
 
Dia menyebutkan, dari survey yang dilakukan sebelumnya, angka partisipasi masyarakat untuk pemilu masih rendah yakni 51,9 persen. 
 
Menurutnya, hal ini disebabkan empat faktor, pertama masyarakat tidak percaya kepada pemerintah, kedua tidak percaya pada partai politik yang hanya muncul di tengah masyarakat ketika musim pemilu, ketiga tidak percaya kepada calon itu sendiri, dan keempat tidak percaya kepada KPU karena masih ada masyarakat yang beranggapan lembaga independen negara ini berafiliasi dengan kelompok politik tertentu.
 
Untuk itu, kata Amirudin Sijaya, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya partisipasi dalam menyukseskan pesta demokrasi ini. Media sebagai kelompok strategis diharapkan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. 
 
Amirudin mengatakan, pihaknya menargetkan angka partisipasi masyarakat meningkat menjadi di atas 70 persen untuk pemilihan elektoral di tahun politik 2018 dan 2019 ini.
 
Reporter: Rico Mardianto
Editor: Nandra F Piliang