2018, Peluang Properti Menengah Bawah Tinggi

2018, Peluang Properti Menengah Bawah Tinggi
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Jika dilihat dari grafik pertumbuhan properti tiga tahun terakhir, diprediksi 2018 penjualan properti kelas bawah akan tumbuh membaik dibanding tahun 2017. 
 
Sementara untuk perkantoran akan memburuk karena over supply, dan kelas ruko akan stabil. Hal ini diungkapkan senior konsultan properti Indonesia, Tanto Kurniawan. Menurutnya properti yang akan tumbuh baik di kelas rumah menengah bawah rentang harga Rp150 juta - Rp250 juta dan rumah menengah rentang Rp900 juta sampai Rp1,5 miliar. 
 
Sementara untuk apartemen kelas menengah rentang harga Rp120 juta - Rp200 juta per unit. Selain itu, untuk apartemen menengah rentang Rp400 juta sampai Rp600 juta, menurut Tanto juga akan tetap membaik.
 
Tanto memperkirakan, untuk apartemen kelas menengah atas rentang harga Rp2 miliar sampai Rp5 miliar yang tidak akan terlalu baik. Demikian juga kelas office yang masih memburuk pada 2018.
 
Meski secara umum properti  akan membaik, Tanto tetap menyarankan agar bank, pengembang dan konsumen tetap harus prudent.
 
"Bank sudah menganggap jaminan atas KPR lebih solid, ada jaminan produk dan corporate guarantee," paparnya. 
 
Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Biro Riset InfoBank Eko B Supriyanto, bahwa pada 2017 kredit properti telah tumbuh di atas pertumbuhan kredit nasional. Tahun ini, kata dia, kredit properti akan tumbuh di atas rata rata atau sekitar 14 persen.
 
"Namun demikian bank-bank tetap harus hati-hati dengan pengembang yang tidak bonafid," kata Eko.
 
Dalam kaitan pengembang, jika dalam kondisi booming, maka konsumen tak melihat bonatifitas pengembang, tapi kalau saat lesu, nasihat Tanto, lihat siapa pengembangnya.
 
Sementara itu, Ketua DPD REI Riau, Nursyafri Tanjung kepada Riaumandiri.com Selasa (13/2/2018) mengakui bahwa potensi penjualan rumah menengah ke bawah sangat tinggi. Pasalnya, dari animo masyarakat di tahun lalu, banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah yang memang membutuhkan rumah. 
 
"Sejak tahun lalu, pengajuan yang banyak kita dapatkan memang pada rumah menengah kebawah, sementara untuk rumah komersil bisa tidak banyak bisa dikatakan 1 : 10 penjualannya,"ujar Syafri sapaan akrabnya. 
 
Syafri juga menargetkan bahwa di tahun ini, REI sebagai lembaga yang menaungi pengembang perumahan akan mendirikan sebanyak 12.500 rumah layak huni untuk masyarakat tak mampu. 
 
Pihaknya bersyukur, saat ini pemerintah tengah fokus dalam melakukan pemenuhan terhadap kebutuhan papan. 
 
Reporter:  Renny Rahayu
Editor:  Rico Mardianto