Kenegerian Pangean Gelar Musyawarah Adat

Kenegerian Pangean Gelar Musyawarah Adat

PANGEAN (HR)-Pemerintahan Adat Kenegerian Pangean mengadakan musyawarah, Senin (2/3) di Koto Tinggi membahas ragam persoalan yang mencuat akhir-akhir ini. Persoalan berkaitan dengan perkembangan silat Pangean yang menimbulkan keresahan di kalangan pemangku adat dan tokoh masyarakat.

Musyawarah adat dipimpin 'Penghulu Nen Barompek dengan peserta tokoh adat, tokoh agama, MUI Pangean dan guru-guru silat serta anak cucu kemenakan orang Pangean. Turut hadir Camat Pangean Mastur bersama unsur pimpinan kecamatan dan Kepala Desa se-Pangean.

Dalam kesempatan ini, Datuk Topo Ubandi Yusuf menyatakatan musyawarah hanya sebatas mendengarkan pandangan umum dari tokoh-tokoh Pangean. Kemudian, persoalan akan dibahas dalam sebuah forum secara mendalam.

"Kita hanya mendengarkan bagaimana keluhan-keluhan masyarakat terkait perkembangan silat, budaya dan agama di Kenegerian Pangean," ujar Yusuf di Laman Silat Penghulu Koto Tinggi Pangean. Kemudian, semua persoalan yang masuk akan dipilah berdasarkan agama, adat dan silat.

"Kami akan bentuk komisi-komisi untuk membahasnya bersama pemerintahan adat," ujar Yusuf.
Adapun beberapa persoalan yang disampaikan tokoh masyarakat Pangean, Nayarlis berkenaan dengan perkembangan silat dan pemerintahan adat. Saat ini tengah mencuat tidak diakuinya keberadaan penghulu sebagai pemimpin adat di Pangean.

"Ada sebuah kelompok yang menimbulkan keresahan di masyarakat, mereka tak mengakui keberadaan penghulu ini," ujar Nayarlis. Tidak hanya itu, kelompok tersebut juga menyatakan budaya silat Pangean sudah hilang.

Gejolak yang sedang terjadi di Pangean, terutama perkembangan silat mendapat perhatian serius dari Pendekar Bertuah Agus Kos. Ia menyatakan, sejak ratusan tahun para leluhur telah mewariskan budaya silat untuk orang Pangean.

"Tidak ada rumah di dalam rumah, salah besar orang yang mengatakan silat tinggal nama dan telah diambil orang, selagi kita masih melestarikannya," pungkas Agus Kos.  (adv/humas)