Seorang Pendemo Pingsan Akibat Hirup Asap

Demo Mahasiswa UR Sempat Ganggu Aktivitas Warga

Demo Mahasiswa UR Sempat Ganggu Aktivitas Warga
RIAUMANDIRI.co, PEKANBARU - Aksi demonstrasi yang dilakukan seratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau di depan Kejaksaan Tinggi Riau, Selasa (10/10) makan korban. Selain mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan, dalam aksi ini juga membuat salah seorang pendemo jatuh pingsan akibat menghirup asap dari ban yang dibakar rekan-rekannya.
 
Sejatinya, peserta aksi yang datang ingin menyuarakan agar Ketua DPR RI, Setya Novanto, diproses dalam kasus korupsi E-KTP. Meski yang menangani perkara itu adalah Komisi Pemberantasan Korupsi, namun pendemo memilih Kejati Riau sebagai sasaran aksinya. 
 
Pantauan Riaumandiri.co, pendemo ini datang ke Kejati Riau sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka bergerak dari arah Tugu Zapin dengan berjalan kaki dan satu unit mobil bak terbuka yang membawa pengeras suara. Begitu tiba, para mahasiswa tidak langsung berorasi, namun meminta agar bisa salat di dalam komplek Kantor Kejati Riau. 
 
Karena Kejati dijaga ketat, petugas kepolisian yang menjaga menyarankan para pendemo untuk salat di Pustaka Wilayah, saran ini ditolak oleh para pendemo. Mereka kemudian mengeluarkan ancaman akan bertayamum dan salat di tengah Jalan Sudirman. Massa yang mengenakan almamater berwarna biru langit yang sebelumnya berbaris di depan pagar Kejati menggeserkan diri ke tengah dan menutup Jalan Sudirman.
 
Seketika, macet panjang dari arah Tugu Zapin tercipta. Sejumlah pengendara yang melintas di jalan itu terlihat kesal dengan ulah para mahasiswa ini. Mereka berkali-kali membunyikan klakson agar massa memberi jalan. Jalan sendiri kemudian diberikan satu jalur bagi pengguna jalan agar bisa digunakan. Beberapa saat sejak menutup jalan, pendemo kemudian berorasi. Keinginan untuk melaksanakan salat pun batal dilaksanakan. Tidak sampai disitu, mereka malah menurunkan ban dari bak mobil terbuka dan membakarnya. 
 
Pada upaya pertama, api yang menyala dari tumpukan ban langsung dipadamkan petugas dengan ditendang. Pendemo kemudian membuat barikade lingkaran pada ban dan membakar ulang ban tersebut. Tidak mau diprovokasi, petugas tak langsung memadamkan api. Setelah pendemo kembali berorasi, seorang petugas tampak  membawa racun api.
 
Racun api ini ditembakkan ke tumbukan ban yang terbakar, seketika asap putih menyebar dan menutupi mahasiswa dan mahasiswi yang berorasi di depan Kejati. Seorang mahasiswi tumbang karena tak tahan terkena asap. Dia kemudian dibawa ke tepi dan dibaringkan serta ditangani oleh beberapa Polwan dan sesama pendemo. 
 
Momen inilah yang kemudian diabadikan sejumlah awak media yang sejak siang menunggu di Kejati. Namun, saat awak media akan mengambil foto, beberapa dari mahasiswa mendemo menghalang-halangi dan melarang awak media mengambil gambar. Dia beralasan tak mau aurat mahasiswi yang pingsan terlihat. Keributan kecil sempat terjadi. Karena, awak media yang mengambil foto merasa tidak mengambil gambar yang menunjukkan adanya aurat yang terlihat.
 
Tidak lama setelah keributan itu, seratusan mahasiswa ini memilih membubarkan diri dengan tertib, sekitar pukul 16.00 WIB. Pendemo membubarkan diri ke arah mereka datang menuju Tugu Zapin kembali dengan berjalan kaki.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 11 Oktober 2017
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Nandra F Piliang