BI: Inflasi di Riau Akibat Pasokan Cabai Tidak Merata

BI: Inflasi di Riau Akibat Pasokan Cabai Tidak Merata
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau, Siti Astiyah, mengatakan bahwa pasokan cabai yang masuk ke Riau tidak merata. Apalagi inflasi yang terjadi di Riau didominasi oleh kenaikan harga pada komoditas cabai.
 
Hal itu diungkapkannya usai acara temu responden BI yang digelar di Kantor BI Riau di Jalan Jenderal Sudirman- Pekanbaru, Selasa (23/5). Acara itu menghadirkan motivator sekaligus penulis ternama Indonesia, Remaja Tambulon, serta turut dihadiri oleh 180 responden survei yang ada di Riau. 
 
Dikatakan Siti, Riau memiliki pola inflasi yang unik, inflasi yang terjadi didominasi oleh komoditas cabai. Akan tetapi jika ditotal secara makro, pasokan cabai di Riau per tahun justru berlebih. "Penyebab inflasi ini lebih disebabkan karena pasokan cabai yang tidak stabil. Sehingga harganya sangat fluktuatif," ujarnya. 
 
Jika terjadi kenaikan, pergerakan harga cabai bisa sangat tinggi. Cabai bisa menyentuh angka di bawah Rp20 ribu hingga di atas Rp100 ribu. Fluktuasi yang tinggi ini sangat tidak baik bagi perekonomian daerah.
 
Penyebab tingginya fluktuasi cabai karena pasokannya yang tidak begitu merata. Pada saat pasokan berlimpah, harganya jatuh dan merugikan petani. Namun ketika paceklik, harganya melonjak hingga menyebabkan inflasi yang tinggi.
 
"Salah satu untuk mengatasi inflasi ini lewat penyimpanan stok, merubah pola konsumsi yakni dengan menggunakan cabe kering. Jadi ketika stok melimpah dan stok cabe kering bisa digunakan. Namun untuk melakukannya membutuhkan cold storage yang cukup merepotkan bagi pedagang dan rumah tangga," kata Astiyah.
 
Namun, ada beberapa cara menurut Astiyah yang lebih mudah, salah satunya menggunakan cabai olahan. Penggunaan cabai olahan ini bisa memperpanjang masa simpan cabai dari beberapa hari hingga beberapa bulan.
 
"Jadi cabai bisa diolah ketika pasokan berlimpah dan dikeluarkan saat pasokan menipis," kata Astiyah.
 
Namun untuk di Riau, penggunaan cabai olehan tidak begitu populer. Sehingga perlu adanya pembiasaan. "Jika masyarakat terbiasa mengkonsumsi cabai olahan, inflasi cabai bisa ditekan," tuturnya. 
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 24 Mei 2017
 
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang