Nasib Masyarakat Kota Sagu

Kerja Ke Malaysia untuk Bayar Kuliah di Indonesia

Kerja Ke Malaysia untuk Bayar Kuliah di Indonesia
MERBAU (RIAUMANDIRI.co) - Kondisi ekonomi di Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini dinilai tidak mampu menopang kesejahteraan masyarakatnya. Untuk menafkahi hidup sehari-hari sampai untuk membayar tanggungan bulanan dan biaya semester kuliah, masyarakat di Kota Sagu ini sampai harus mencari rejeki berkerja ke negera tetangga yakni Malaysia.
 
Ironisnya, kondisi ini malah tidak menjadi perhatian khusus dari Pemerintah setempat untuk mencari jalan keluar dari kondisi perekonomian yang semakin sulit. Seolah-olah Pemerintah hanya tutup mata dengan kondisi yang terjadi sekarang. Dimanakah letak kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan dari Pemerintah sebenarnya? 
 
"Inilah yang kita sesalkan dan menjadi pertanyaan kepada Pemerintah daerah Kepulauan Meranti, mulai dari pihak Eksekutif (Pemerintah) sampai pihak Legislatif (DPRD. Kita minta semuanya harus peduli dengan kondisi ekonomi masyarakat kita sekarang, jangan hanya tutup mata terhadap hal ini," ujar salah seorang Pemuda Kepulauan Meranti, Andi Saputra saat berbincang bersama riaumandiri.co di Selatpanjang, Selasa (04/4/2017).
 
Andi mencontohkan kondisi masyarakat Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang yang sibuk membuat Paspor untuk bisa masuk ke Malaysia. "Tentu ini menjadi pertanyaan kita dengan kondisi yang ada, dimana program Pemerintah yang seharusnya mampu mensejahterakan masyarakat? Menurut kita dengan anggaran Dana Desa dan pemerintah yang ada tentu mampu membangkit program kesejahteraan masyarakat, jangan malah kondisi ini kita biarkan saja," sesal Pria kelahiran Teluk Belitung itu.
 
"Teman saya kemarin yang dari Rangsang saja saat ditanya kehadirannya di Selatpanjang memaparkan bahwa Ia lagi mengurus Parpor untuk masuk ke Malaysia guna bekerja di sana. Dikatannya, bahwa kebetulan lagi libur kuliah semester selama 1 bulan lebih kedepan terpaksa digunakan untuk masuk ke Malaysia bekerja di sana agar dapat membayar uang SPP mereka nanti saat ingin masuk kuliah lagi," beber Andi.
 
Mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling itu juga memaparkan, bahwa bukan masyarakat di Tanjung Samak saja yang sibuk mengurus paspor untuk bisa berkerja ke Malaysia, bahkan seluruh masyarakat desa se Kepulauan Meranti banyak yang telah masuk ke Malaysia saat ini untuk mencari rejeki. 
 
"Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita semua dan diperlukan jalan keluar agar masyarakat Meranti bisa hidup di negeri sendiri. Untuk itu kita berharap kepada Pemerintah Kepulauan Meranti agar bisa mencari solusi terhadap hal ini, sebab kalau dibiarkan maka akan semakin ramai masyarakat yang masuk ke Malaysia untuk berkerja," ungkapnya.
 
Reporter: Azwin Naem
Editor: Nandra F Piliang