Sumbar Memasuki Musim Curah Hujan Rendah

Sumbar Memasuki Musim Curah Hujan Rendah
PADANG (RIAUMANDIRI.co) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan saat ini provinsi itu sudah memasuki musim curah hujan rendah. "Walaupun sudah memasuki musin curah hujan rendah, namun masyarakat tetap perlu mewaspadai potensi perubahan cuaca beberapa tiga hari ke depan," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Ketaping Padangpariaman Budi Samiadji saat dikonfirmasi dari Padang, Minggu (5/2).
 
Musim curah hujan rendah, katanya dipengaruhi oleh tidak adanya penambahan pasokan uap air ke wilayah barat sumbar, Tetapi potensi hujan masih ada karena pertemuan massa udara di Mentawai dan pesisir Pantai Barat Sumatera berpotensi terjadinya pertumbuhan awan.
 
Oleh sebab itu secara umum kondisi Sumbar dominan kering untuk tiga hari ke depan, namun potensi hujan masih ada di wilayah Mentawai khususnya Siberut, Sipora dan Pagai Utara dengan intensitas ringan hingga sedang serta diselingi hujan lebat antara sore hingga malam hari.
 
Meluas ke daerah pesisir pantai seperti Kota Padang, Pasaman Barat bagian pesisir, Pesisir Selatan, dan Kota Pariaman.
"Secara sejarahnya Solok Selatan, Kota Solok , Sawahlunto dan Sijunjung punya potensi cuaca ekstrem di Februari, jadi walaupun dominan kering namun ada potensi cuaca ekstrem satu hingga dua hari," katanya.
 
Kemudian potensi hujan di wilayah Riau juga dapat meluas ke Sumbar, yakni daerah Kabupaten Limapuluh Kota bagian timur dan Pasaman bagian timur.
"Potensi hujan di wilayah Jambi berpotensi meluas ke Solok Selatan bagian selatan dengan intensitas hujan ringan hingga sedang," katanya.
Selain itu, kata dia masyarakat juga perlu mewaspadai potensi angin kencang dengan kecepatan 30 hingga 40 kilo meter per jam yang bersifat insidentil atau tidak setiap waktu kencang.
 
Ia mengatakan potensi angin kencang tersebut yakni di wilayah Mentawai, Padang, Pesisir Selatan, Padangpariaman, Tiku, Pasaman Barat, Padang Panjang, Kota Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Sawahlunto, Sijunjung dan sebagian Agam. "Potensi angin kencang disebabkan oleh adanya tiga pusaran massa sebaran angin, namun kekuatannya masih seimbang sehingga cuaca tiga hari ke depan bisa berubah-ubah," terangnya.
 
Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk terus berhati-hati dan waspada terutama genangan air kategori ringan atau mudah surut di Padang, Pariaman, dan Padang Pariaman. Kemudian potensi longsor kategori ringan di Sitinjau, Malalak, Pangkalan, dan Lembah Anai. Budi juga mengingatkan masyarakat untuk selalu membawa payung atau jas hujan bagi masyarakat yang hendak ke luar rumah dan pihaknya akan memperbaharui informasi jika ada perubahan dinamika atmosfer mendadak.(ant/ara)