Remaja Tewas Setelah Ikutan Tren di Medsos

Remaja Tewas Setelah Ikutan Tren di Medsos
RIAUMANDIRI.co - Keberadaan media sosial di era digital saat ini memang membuat segala sesuatunya dapat diketahui banyak orang dengan cepat. Jika Indonesia berhasil membuat viral 'Om Telolet Om' lain halnya di Australia, di sana lagi tren Choking Game.
 
Namun, tidak semua tren yang sedang heboh di medsos patut ditiru. Remaja asal Australia ini contohnya. Niat ingin ikutan tren Choking Game, yang ada nyawa melayang karena kehabisan napas.
 
Choking game bertujuan menciptakan rasa euforia dengan memotong pasokan oksigen ke otak. Inti dari permainan ini adalah seseorang berusaha untuk menahan ikatan semacam tali, syal ataupun dasi pada lehernya, dan sebelum pelaku pingsan ikatan sesegera mungkin dilepaskan. 
 
Selain tali para remaja juga melakukannya dengan mencekik temannya atau diri sendiri. Mungkin bagi beberapa orang permainan ini sangat menantang, namun akibat fatal yang terjadi adalah nyawa melayang karena terlambat melepaskan ikatan ataupun tangan saat mencekik.
 
Ada beberapa nama untuk jenis permainan ini, di antaranya adalah Suffocation Roulette dan Cloud Nine, namun yang paling terkenal adalah Choking Game.
 
Hal itulah yang dilakukan seorang remaja berusia 13 tahun asal Brisbane, Australia. Remaja yang tak disebutkan namanya ini melakukan choking game yang berujung maut dengan tubuh membiru akibat kehabisan napas.
 
Permainan ini sangat berbahaya dan seharusnya tidak seorang pun boleh melakukan. Sel-sel otak mati setelah beberapa menit tanpa oksigen dan tak akan beregenerasi kembali.
 
"Euforia yang didapatkan tidak sebanding dengan risiko bahaya dan kematian yang mengintai," tutur Richard Kidd, dari Australian Medical Association, dikutip dari ABC Australia.
 
Kidd mengatakan, permainan ini sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu namun kembali viral karena kini pelakunya merekam diri mereka sendiri dan mengunggah videonya ke situs media sosial. Akibatnya, banyak remaja tertarik mencoba karena terpancing klaim euforia yang mengada-ada.
 
Nandra F Piliang