Buku Pelajaran Belum Disahkan Menteri, Guru Diminta Nyari Bahan di Internet

Buku Pelajaran Belum Disahkan Menteri, Guru Diminta Nyari Bahan di Internet
SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Buku pelajaran Kelas I dan Kelas IV SD sampai saat ini belum disahkan oleh Menteri Pendidikan, sehingga siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) mengalami kendala pembelajaran. Hal ini disampaikan Suwandi, salah seorang guru Kelas IV SD Negeri 01 Buantan Lestari.
 
Yang lebih repotnya lagi, untuk mensiasati materi pembelajaran tingkat SD tersebut, seluruh guru diwajibkan untuk mencari informasi di internet dan mencari sumber lain sebagai materi pengajaran di sekolahannya masing-masing. Ini dinilai Suwandi sangat merepotkan majelis guru.
 
"Kita inikan tugasnya mencerdaskan anak bangsa, kalau buku pelajaran K13 untuk panduan sampai saat ini belum juga datang, kan kita yang repot. Dan solusinya saat ini kita mencari materi dari internet dan mengajarkan KTSP menjelang buku itu datang. Jujur saja kita sangat kewalahan mengajar anak-anak karena bukunya masih belum ada, dan bahkan belum disahkan oleh mentri," ungkap Suwandi sembari geleng-geleng kepala saat dijumpai riaumandiri.co, Kamis (5/1).
 
"Seharusnya pemerintah mencarikan solusi, tidak menggantung seperti ini. Kan jadi kacau kalau kayak gini, kita disuruh mengajar sesuai prosedur namun prosedur yang ada tidak bisa dijalankan sebagaimana mestinya," cetusnya.
 
Senada juga diungkapkan Sumaji, salah seorang guru SD, ia mengaku untuk mengajar anak muridnya harus sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) namun bukunya belum juga ada sampai saat ini.
 
"Menyikapi hal ini agar wali murid tidak salah faham dengan kita sebagai pengajar,  makanya kita mengadakan musyawarah bersama wali murid untuk mencari solusi. Harap kita agar buku panduan dan buku anak-anak segera disahkan dan segera disalurkan keanak-anak agar pembelajaran bisa berjalan lancar sesuai dengan kompetensi yang sudah ditentukan," harapnya.
 
Semantara Rahman, wali murid Sekolah Dasar mengaku kecewa dengan lambannya kinerja pemerintah kususnya kementerian pendidikan. Menurutnya pemerintah belum siap mengubah pendidikan di Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi, terbukti dengan langkanya buku panduan guru dan buku anak-anak murid untuk belajar.
 
"Jujur, kami sebagai wali murid merasa kecewa dengan sistem pembelajaran seperti ini. Kalau sistem pembelajaran seperti ini belum siap ya jangan diprogramkanlah, kasihan anak-anak murid mereka menjadi korban," ungkapnya dengan rasa kecewa.
 
Sedang Kepala SD Negeri 01 Buantan Lestari H.M. Winto juga mengaku resah dengan belum disahkannya buku pelajaran anak-anak Kelas I dan Kelas IV. Pengalaman ini sudah kedua kalinya dialami oleh setiap sekolah SD, yang mana pada semester pertama kemarin buku pelajaran tersebut baru datang ketika anak-anak mau ujian semester, sehingga buku tersebut tidak bermanfaat.
 
"Semester pertama kemarin buku terlambat datangnya, sekarang mau terulang lagi, dan yang parahnya buku pelajaran itu sampai saat ini belum disahkan oleh menteri,  dan berdasarkan informasi tanggal 7 Januari 2017 baru disahkan. Tentunya ini membuat guru yang mengajar kesulitan dan kerepotan, karena sistem pembelajaran K13 setiap siswa harus mempunyai bukunya masing-masing, tidak seperti dulu guru menulis di depan dan lain-lain," ujarnya.
 
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi I DPRD Siak Sujarwo sangat menyayangkan hal ini, dan berharap pemerintah pusat dapat dengan segera memberikan solusi dan segera mengesahkan serta merealisasikan buku panduan K13 tersebut ke sekolah-sekolah.
 
Reporter: Sugianto
Editor: Nandra F Piliang