Kondom Berserakan di Lantai 2

Tangsi Belanda Jadi Tempat Mesum

Tangsi Belanda Jadi Tempat Mesum

MEMPURA (RIAUMANDIRI.co) - Alat kontrasepsi berupa kondom ditemukan berserakan di lantai 2 bangunan Tangsi Belanda yang telah di pugarkan.

Hal itu membuat para peserta gotong royong menggerutu, Sabtu (29/10). Sebagian mengupat dan sebagian hanya tertawa, namun demikian peserta goro terus melanjutkan aksinya membersihkan bangunan sejarah peninggalan kolonial belanda di Kecamatan Mempura itu.

"Parah, di tempat situs sejarah bisa dibuat tempat mesum," upat seorang peserta goro. Aksi Goro ini dilakukan Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) bekerja sama dengan unsur TNI,


Polri, Mahasiswi Akbid Salma, dan beberapa LSM yang ada di Siak. Sedikitnya 80 masa turun membersihkan Tangsi Belanda dan areal sekitarnya.

Ketua MPKS Wan Hamzah sangat menyayangkan adanya Kondom berserak di bangunan Tangsi Belanda itu, menurut Wan Hamzah, hal itu terjadi karena cagar budaya ini tidak digunakan, sehingga sepi dan pemuda bebas melakukan hal yang menyimpang tanpa terawasi oleh masyarakat.

"Saya lihat, dibangunan yang dipugarkan tahun 2013 itu sudah banyak yang rusak, kabel dan lampunya hilang. Perlu kami tegaskan sama masyarakat umum,bahwa siapa saja yang merusak cagar budaya bisa dipidana, sesuai undang-undang itu tindakan melawan hukum," tegas Wan Hamzah.

Aksi Goro ini dilakukan MPKS sempena peringatan Hari Sumpah Pemuda, dijelaskan Wan Hamzah, pihaknya mendukung penuh cita-cita Bupati menjadikan Siak sebagai Destinasi Wisata.

Untuk itu, pihaknya memilih kegiatan Goro di salah satu cagar budaya, selain memiliki nilai history yang tinggi Tangsi Belanda juga memiliki nilai jual dalam menarik wisatawan.

"Kami berharap pemugaran Tangsi Belanda ini cepat diselesaikan, dan setelah itu jadikan Tangsi Belanda ini sebagai kantor lembaga penelitian, jadikan pusat penelitian sejarah kerajaan Siak. Jika digunakan, saya yakin tidak ada yang berani menyalah gunakan tempat ini," tegas Wan Hamzah.

Senada disampaikan Ketua Komisi I DPRD Siak Sujarwo yang juga terlibat dalam goro ini, sebagai wakil rakyat dari kecamatan Mempura, ia berharap pemerintah segera memanfaatkan Tangsi Belanda itu agar tidak digunakan sebagai tempat aktivitas negatif oleh kaul muda.

"Dari dulu saya terus menyuarakan agar cagar budaya yang ada di Siak segera diperhatikan, bukan hanya Tangsi Belanda, banyak situs-situs lain yang tercatat sebagai cagar budaya, dan memiliki nilai tersendiri bagi wisatawan," kata Sujarwo.

Sujarwo berharap, Tangsi Belanda bisa ijadikan perkantoran atau musium, sehingga ada aktivitas, sekaligus upaya menjaga dan mengawasi bangunan ini. (lam)