Samsung Membuang 2,5 Juta Unit Galaxy Note 7

Samsung Membuang 2,5 Juta Unit Galaxy Note 7

RIAUMANDIRI.co - Samsung menegaskan tidak akan memperbaiki atau memoles ulang lebih dari 2,5 juta unit Galaxy Note yang dikembalikan dari tangan konsumen. Jutaan unit Galaxy Note 7 itu dikembalikan karena masalah pada baterai, ada yang terbakar hingga meledak. Perusahaan Korea Selatan itu memastikan bakal membuang jutaan Galaxy Note 7 tersebut. Kepastian itu disampaikan Samsung kepada laman Motherboard.

Dikutip dari Android Beat, Kamis 13 Oktober 2016, menurut laporan Motherboard, jawaban dari Samsung itu untuk membantah rumor yang beredar bahwa komponen dalam Galaxy Note 7 yang ditarik, akan dipakai sebagai bahan membuat smartphone baru. Kabar itu muncul agar Samsung bisa menghemat biaya setelah harus menanggung ongkos besar penarikan 2,5 juta unit Galaxy Note 7.

"Kami punya proses untuk aman membuang ponsel tersebut (Galaxy Note 7)" ujar juru bicara Samsung. Meski menjamin bakal aman membuang jutaan unit Galaxy Note 7, namun diperkirakan bekas dari Galaxy Note 7 akan berdampak pada lingkungan. Motherboard melaporkan, proses daur ulang ponsel pintar itu tidak sepenuhnya efisien, sebab setidaknya ada 50 lebih elemen yang dipakai dalam sebuah ponsel pintar. Samsung memang memutuskan menarik 2,5 juta unit Galaxy Note 7 dari pasar menyusul insiden ledakan perangkat akibat problem baterai.

Belakangan, insiden itu masih terus muncul. Beberapa pengguna Galaxy Note 7 versi pengganti yang sudah dijamin aman oleh Samsung, mengalami nasib apes. Perangkat mereka mengeluarkan asap dan terbakar. Menyusul insiden terakhir itu, Samsung beberapa hari lalu memutuskan menyetop penjualan dan distribusi Galaxy Note 7. Perusahaan meminta pengguna Galaxy Note 7 untuk berhenti memakai perangkat dan mengembalikan segera ke Samsung atau mitra operator.

Pengamat mengatakan, Galaxy Note 7 seharusnya dapat menjual dan memberikan pendapatan sebesar US$17 miliar bagi Samsung.  Dan, investor telah menarik hampir US$20 miliar pada nilai pasar Samsung di bursa saham terakhir, saat saham Samsung turun delapan persen. Penurunan itu merupakan yang terbesar bagi perusahaan Korea Selatan itu sejak 2008.

"Ini adalah pertama kalinya bahwa saya melihat penarikan kembali produk yang benar-benar buruk," ucap analis keuangan Richard Windsor. Sejatinya, Galaxy Note 7 yang diluncurkan awal Agustus kemarin dapat bersaing, terutama untuk melawan iPhone 7 buatan Apple. Namun, ternyata persaingan tersebut tak tersaji dan Samsung tengah kewalahan dengan krisis Galaxy Note 7.(viv/ivn)