Sedang Terlelap Tidur

Rumah Warga Banglas Barat Hangus Dilalap Api

Rumah Warga Banglas Barat Hangus Dilalap Api

SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Warga Banglas Barat, Kepulauan Meranti, Riau, dibuat heboh atas kebakaran yang terjadi di kediaman Harnatis alias Guntur. Kebakaran yang terjadi, Rabu (14/9) dinihari sekitar pukul 01.40 WIB itu terjadi begitu cepat dan menghanguskan bangunan rumah.

Kepala Desa Banglasbarat Asnawi ketika dikonfirmasi GoRiau, Rabu pagi, membenarkan kejadian tersebut. Kata Asnawi, kejadian kebakaran terjadi di saat seluruh warga mulai terlelap tidur.

Meski demikian, warga sekitar kediaman Guntur sempat memberi pertolongan memadamkan api. Pihak Damkar BPBD pun tiba di lokasi, namun api begitu cepat menghanguskan rumah yang terbuat dari kayu itu.


"Rumah depannya kayu punak dan di cat minyak. Rumah belakang ada batu sebagian," ujar Asnawi.
Menurut cerita yang Ia terima, tambah Asnawi, waktu itu pemilik rumah Guntur sedang tidur di kamar belakang. Sementara. Sulaiman yang merupakan menantu Guntur tidur di kamar depan.

Sulaiman yang sempat bercerita dengan Asnawi mengatakan, api pertama kali dilihat di kamar atas rumah belakang (rumah belakang dibangun dua lantai, red). Waktu itu Sulaiman mendengar bunyi 'tik'-'tik', setelah dilihat ternyata sudah ada api.

Melihat api berkobar di dalam rumah, Sulaiman bergegas membangunkan keluarganya. Sulaiman hanya bisa menyelamatkan diri melalui jendela kamar (karena untuk keluar dari kamar sangat berbahaya, red). Sambil keluar itu Sulaiman hanya mampu membawa beberapa pakaian saja.

Sementara Guntur keluar rumah melalui pintu belakang. Kebetulan Guntur beserta keluarganya tidur di kamar belakang.

"Tapi sebagian cerita ada juga yang mengatakan pemuda setempat sempat menggedor rumah Guntur untuk memberitahu bahwa ada api," beber Asnawi juga.

Untuk sementara, tambah Asnawi, kebakaran diduga akibat korsleting hubungan arus pendek. Akibat kejadian ini, Guntur kehilangan surat-surat berharga, beberapa kendaraan bermotor, dan harta benda lainnya. "Kalau kerugian belum bisa dihitung," ujar Asnawi.(grc/hai)