Komisi II Nilai Instansi Teknis Lemah

Pajak Restoran tak Sesuai Harapan

Pajak Restoran  tak Sesuai Harapan

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri, mengaku jika instansi di pemko Pekanbaru masih lemah dalam pencapaian PAD yang telah ditargetkan di masing-masing sektor. Seperti halnya target pajak restoran masih saja tidak sesuai harapan.

"Ini kan lemah dan kondisi ini sangat tidak berkesuaian dengan kondisi yang ada di lapangan. Restoran makin ramai namun namum pencapaian target di sektor ini makin rendah," kata Tengku Azwendi saat dikonfirmasi, Rabu (7/9).

Politisi Partai Demokrat ini menilai kondisi ini tentu ada sebab, sehingga pencapaian target ini terjadi karena beberapa persoalan, seperti kebocoran, karena sistem penarikan, penghitungan dan pendataannya tidak tepat.


"Jelaslah tidak memuaskan, sesui capaian pajak restoran membuktikan bahwa instansi teknis lemah dalam melakukan pengawasan dan penindakan serta pendataan tidak jelas. Pajak Disebutkannya, sejumlah  objek pajak juga mengalami hal sama, seperti pajak tempat hiburan dan juga pajak hotel, pajak parkir, dan pajak-pajak lainnya.

"Inilah yang menjadi penyebab target PAD tidak pernah tercapai, karena banyak yang bocor. Maka itu kita minta Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) harus punya database semua potensi pajak. Karena soal pajak restoran dan rumah makan, serta hotel dan tempat hiburan itu, sudah menjadi atensi dari DPRD Kota Pekanbaru khususnya Komisi II sejak lama, karena tidak mencapai target dan terjadi banyak kebocoran," tegasnya.

Maka ini disarankannya, perlu ada kerjasama dengan pihak-pihak lain, seperti Kantor Pajak, Bank, dan juga harus didukung oleh SDM yang betul-betul cermat dan bisa bekerja untuk meningkatkan PAD itu sendiri.

"Setiap tahun terjadi kebocoran pajak ini, dan realisasinya pun tidak tampak. Transparansi berkaitan dengan peningkatan PAD sampai hari ini sangat minim. Mari bekerja serius untuk meningkatkan PAD, jangan Euforia dan pencitraan di media saja, PAD bocor terus," katanya. Disarankannya lagi, yang perlu dilakukan selain tetap melakukan sosialisasi juga perlu ada perubahan, semisal percepatan penggunaan sistem online.(ben)