Cemas tak Kuat Bersaing

Pedagang Ramai-ramai Tolak Alfamart

Pedagang Ramai-ramai Tolak Alfamart

PASIRPENGARAIAN (RIAUMANDIRI.co) - Puluhan  pedagang kaki lima  dan toko kelontong di  Rokan Hulu sepakat menolak kehadiran Alfamart karena akan mematikan pedagang kecil. Penolakan itu akan dinyatakan dalam aksi dan dideklarasikan.

"Apabila benar Alfamart buka di Rohul, sejumlah pedagang akan menolak dengan membubuhkan tanda tangan di kain putih sepanjang 40 meter," ujar Sekretaris Pedagang Kaki lima (PKL) Budi Rahman, Selasa (6/9) di Pasir Pengaraian.


Budi juga menyampaikan, pemerintah diharapkan mengevaluasi kembali terhadap regulasi izin Alfamart di Negeri Seribu Suluk, mengingat kondisi ekonomi yang saat ini sangat  terpuruk. “Makan saja mereka susah, dikabarkan sudah banyak anak-anak yang mau berhenti sekolah karena  ekonomi kita udah lemah. Jangan paksakan Alfamart buka di sini,” katanya.



Budi mengatakan, bilamana pemerintah memaksakan kehendak, maka makin susah kehidupan pedagang kecil. “Pedagang kecil memegang fungsi, sebagai fondasi ekonomi kerakyatan, kalau mereka udah tak punya peran karena tak bisa bersaing, tentu kondisi Rohul akan makin terpuruk,” sebut Budi,


Budi meminta Wakil Rakyat dan aparat terkait, jangan hanya duduk manis di belakang meja, harus turun ke lapangan, melihat kondisi perekonomian rakyat. Sebelum membuat dan memberlakukan regulasi, harus survey ke lapangan, bila dipaksakan, yang merugi juga pemerintah, karena masyarakat akan menaruh rasa tidak hormat kepada pemerintah. "Lihatlah saat ini jumlah pedagang  lebih banyak dari jumlah pembeli,” bebernya.


Menurutnya Kota Pasir Pengaraian semakin sepi dari pedagang, bisa-bisa nantinya mati suri. “Sayakan orang pasar dan saya tahu persis kondisi Para pedagang. Apapun alasannya, Alfamart belum bisa berdiri.”


Hal senada juga disampaikan sejumlah pedagang di Pasar,Senin (5/9) Mereka menolak kehadiran Alfamart. Beberapa pedagang diantaranya mengatakan pemerintah harus pro rakyat, tolak Alfamart dan lain sebagainya.


Sikap tegas juga disampaikan,  Sutan Mudo, perwakilan pedagang dari Ujung Batu Rokan. Bukan hanya sebagai Ketua Perwakilan yang memiliki tugas membela dan mengayomi ratusan anggota pedagang  namun Dirinya siap mempertaruhkan capingnya, demi membela sanak saudara keluarga besar pedagang.


"Saya akan berjuang, agar Alfamart jangan dulu berdiri di Rohul.   Kalau dipaksakan, terpaksa masyarakat akan terus berteriak lantang, lihat saja nanti, saya tak main-main. Saya punya slogan pedagang  mengadu, insya Allah saya siap membantu,” pungkasnya.


Menanggapi penolakan dari para pedagang, SK, salah seorang Mantan anggota DPRD, menuturkan belum tahu banyak tentang izin Alfamart.  Namun menurutnya itu bisa menjadi pertimbangan pemerintah dalam pemberian izin Alfamart. Ia menegaskan kalau hal tersebut bisa menjadi persoalan di masyarakat lebih baik tidak sama sekali.


"Jika ini bisa menjadi persoalan lebih baik seperti sekarang dan jangan sampai diberikan izin, malah menyusahkan masyarakat pedagang kita,” tegasnya
SK  menekankan agar pemberian izin bisa dikaji betul hal tersebut tentunya agar tidak menimbulkan konflik ditengah masyarakat. “Dikaji betul, jangan sampai ini menjadi konflik ditengah masyarakat,” tutupnya.


Sementara Haji Lukman Salah satu pemerhati ekonomi, menerangkan. meskipun tidak ada aturan yang melarang persaingan retail modern dan tradisional, keberadaan retail modern di Rohul seperti Alfamart dan Indomaret dapat mengancam keberadaan usaha toko kelontong yang selama ini menjadi sumber pendapatan, dan tidak sedikit masyarakat Rohul yang bergantung di sektor ini, terutama di Kota Pasir Pengaraian dan Ujung Batu Rokan.


Diantara dampak yang dapat ditimbulkan adalah penurunan omset toko kelontong yang pada akhirnya berujung pada gulung tikar. Sistem buka 24 jam yang diterapkan retail modern ini juga dapat memicu dan meningkatkan kriminalitas apalagi tingkat keamanan Karena sulitnya ekonomi sangat memprihatinkan. “Ada beberapa dampak yang bisa ditimbulkan,” ujar Haji Lukman.***