Heli Mi 8MVT-1 Mulai Dioperasikan

Titik Panas di Riau Meningkat

Titik Panas di Riau Meningkat

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Ancaman kebakaran hutan dan lahan, masih saja mengintai Bumi Lancang Kuning. Dari hasil pemantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, titik panas yang terpantau pada Rabu (30/3), mencapai 21 titik.

Angka itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan Titik dibanding pada pagi harinya. Ketika itu, titik panas yang terpantau hanya sekitar lima titik.

Sementara itu, upaya bom air diyakini akan semakin gencar dilakukan Satgas Karhutla Riau. Hal itu setelah Kementerian Perhubungan mengeluarkan izin terbang untuk Helikopter Mi 8MVT-1. Sesuai rencana, helikopter bantuan dari pemerintah pusat ini akan digunakan untuk melakukan water bombing di sejumlah kawasan yang tertimpa kebakaran.

Perihal melonjaknya pantauan titik panas itu, diakui Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin. Dikatakan, pada Rabu sore kemarin, total titik panas yang terpantau berada di Riau, berjumlah 21 titik. Dari jumlah itu, di Kota Dumai terpantau sebanyak 6 titik, Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir masing-masing 5 titik, Pelalawan 2 titik, serta Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu masing-masing 1 titik.
 
Ditambahkannya, dari total angka tersebut, delapan di antaranya diyakini sebagai titik api dengan level confidence di atas 70 persen. Lebih terperinci lagi, sebaran titik panas itu mayoritas terdapat di Bintan, Rupat, Gaung Anak Serka, Siberida, Tebingtinggi, Bunut, Kuala Kampar, Bagan Sinembah, Bangko, Bukit Kapur, Dumai Barat dan Dumai Timur.

"Untuk sementara, Riau terbanyak hotspotnya untuk wilayah Sumatera, yakni 21 titik. Sedangkan di wilayah Sumatra terpantau keseluruhan ada sebanyak 57 titik. Terbanyak kedua ada di Provinsi Kepri sebanyak 16 titik," terangnya.

Ditambahkannya, secara umum cuaca di wilayah Provinsi Riau masih cerah hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang berpeluang terjadi di wilayah Riau bagian tengah, barat, dan selatan pada siang, sore atau malam hari.

Mulai Beroperasi Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan izin terbang spesial permit, untuk Heli Mi 8MVT-1, dalam membantu pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Riau, terhitung sejak Rabu (30/3) kemarin. Dengan demikian mulai hari ini, Kamis (31/3), Heli buatan Rusia ini akan mulai beroperasi.

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, direncanakan hari ini, Heli Mi 8MVT-1, tersebut akan membantu memadamkan kebakaran yang terjadi di beberapa wilayah Riau, dengan water bombing.

"Besok (hari ini, red) kita akan mengecek, daerah yang membutuhkan water bombing. Secepatnya kita bergerak untuk mencegah meluasnya kebakaran," terangnya.

Dijelaskannya, untuk wilayah Riau terutama di wilayah Pesisir, telah terpantau beberapa hotspot, dan perlu penanganan yang cepat. Selain penangan dari jalur darat yang telah dilaksanakan oleh tim gabungan Satgas Karlahut, juga melalui udara.

"Di wilayah Utara Riau memang minim hujan, jadi daerah yang tidak terjangkau melalui darat akan kita water bombing, agar gesekan apinya tidak semakin meluas. Pencegahan harus sesegera mungkin dijalankan," ungkapnya.

Selama tahun 2016 ini kata Edwar Sanger, dari laporan tang diterimanya lahan yang sudah terbakar dari Januari hingga pertengahan Maret, seluas 760 hektare lebih. Dan diperkirakan hingga akhir Maret ini sudah mencapai 1000 hektare lebih.

"Memang lahan yang terbakar seluas 760 hektare itu sudah mati, sekarang ada yang terbakar lagi di beberapa daerah. Lahan ini ada yang milik masyarakat dan perusahaan," ujarnya lagi. (nur)