Ganti Kota Bertuah Jadi Kota Madani

Ratusan Mahasiswa Demo Walikota Firdaus

Ratusan Mahasiswa Demo Walikota Firdaus

PEKANBARU (riaumandiri.co)- Langkah Walikota Firdaus mengganti slogan Pekanbaru Kota Bertuah menjadi Pekanbaru Kota Madani memicu protes. Ratusan mahasiswa berdemo di kantor Walikota. Ratusan mahasiswa yang tergabung dari beberapa universitas ternama di kota Pekanbaru menggelar aksi demo di depan kantor Walikota Pekanbaru.

"Kami tidak setuju, Kota Pekanbaru menjadi Kota Madani. Karena pada kenyataannya tidak sesuai dengan visi misi yang dicanangkan.

 Bisa dilihat, tempat hiburan meraja lela dan dibuka tanpa ada batas waktu, prostitusi ada dimana-mana, narkoba meraja lela. Ini sangat tidak mencerminkan kota yang Madani, kemiskinan semakin banyak dan masalah demi masalah terus bermunculan," ungkap Rahmadani, mahasiswa Unilak, yang berorasi di halaman kantor Walikota Pekanbaru, Senin (28/3).

Mahasiswa juga menuntut pertanggung jawaban Walikota Pekanbaru untuk mengembalikan marwah Pekanbaru Kota Bertuah bukan Madani. Pasalnya, dari zaman dulu Pekanbaru itu Kota Bertuah dan ini telah menjadi bahan ajar di setiap bangku pelajaran.

"Kenapa, Bapak Walikota memajang besar-besar "Pekanbaru Kota Madani" di Simpang tiga, apa dasarnya bapak merubah, tolong jelaskan," tuturnya lagi.

Lajut, masa aksi demo tersebut meminta kehadiran Walikota Pekanbaru untuk menjelaskan persoalan tersebut. Kami tidak ingin perwakilan yang menjelaskan.

"Turunlah kesini pak, beri kami penjelasan, jangan duduk enak di ruangan berAC. Kami ini bukan sampah tolong didengar," Tambahnya.

Awalnya para mahasiswa memberikan waktu selama 15 menit kepada pemeritah kota Pekanbaru untuk menghadirkan Walikota atau Wakil Walikota Pekanbaru untuk menjelaskan persoalan Pekanbaru kota bertuah menjadi kota Madani, pembangunan kantor baru di tenayan yang memakan dana Rp 1,4 T dan persoalan lainnya.

 Namun, Wakil ataupun Walikota tidak kunjung datang, orasi terus memanas, peserta demo semakin rapat dengan pagar yang di jaga Satpol PP. Pagar kantor Walikota di goyang emosi tersulut, baku hantam antara personil dan mahasiswa nyaris pecah.

Mediasi antara massa dengan Satpol PP Pekanbaru pun berlangsung alot. Situasi kembali memanas ketika adzan dzuhur berkumandang, puluhan massa ini pun merangsek ingin masuk ke lingkungan Kantor Walikota untuk menunaikan salat. Sayangnya, aparat berwajib tetap mempertahankan bentengnya dengan tidak sedikitpun membuka pagar.

Aksi 'goyang' pagar pun kembali terjadi, lantaran puluhan Satpol PP Pekanbaru yang berjaga tampak berhamburan berteduh di bawah pepohonan yang rindang dan mengabaikan permintaan massa yang ingin salat di masjid Pemko Pekanbaru. Sontak saja,massa kembali menjadi beringas.

Secara bergantian massa BEM Lancang Kuning menyampaikan orasinya yang sudah berlangsung lebih dari 3 jam. Meski sebagian massa mulai mundur karena kelelahan, namun semangat mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi rakyat Pekanbaru ini, tak pernah berhenti. ***