Manual 28 Hari, dengan Combine Harvester 6 Jam Selesai

Bupati dan Kepala BPTP Panen Raya di Sungai Mandau

Bupati dan Kepala BPTP Panen Raya di Sungai Mandau

SUNGAI MANDAU (riaumandiri.co)-Bupati Syamsuar bersama Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (BPTP) Masganti melakukan panen raya padi di persawahan Kampung Muara Kelantan, Kecamatan Sungai Mandau, Sabtu (19/3).

 Kesempatan ini sekaligus dilakukan penyerahan mesin panen padi Combine Harvester dari BPTP Riau untuk kelompok tani di Sungai Mandau.

Tampak hadir Kadis Tanaman Pangan dan Holtikulural Siak Robiati, Camat Sungai Mandau Irwan Kurniawan dan beberapa pejabat perwakilan Dinas Pertanian Riau. Dengan mesin panen ini, petani tidak perlu lagi menguras tenaga, jika penen manual untuk satu bidang sawah membutuhkan 28 hari, sementara jika dipanen menggunakan Combine Harvester bisa rampung dengan 6 jam. Selain itu, padi langsung bersih dan bisa dimasukkan karung. Artinya kehadiran Alat ini bisa membantu permasalahan tenaga kerja dalam mengolah sawah.

Dalam arahannya, Bupati  Syamsuar menegaskan, Pemkab Siak mendukung penuh semangat petani menanam padi. Petani bisa terus belajar untuk menggunakan teknologi pertanian untuk mengolah sawah. Dengan adanya bantuan alat ini diharapkan petani lebih semangat untuk meningkatkan produksi padi, guna mendukung program pemerintah pusat khususnya tentang kedaulatan pangan.

"Pemkab bersama BPTP senantiasa mendukung masyarakat agar memiliki pengetahuan pertanian modern sehingga mampu menggunakan alat pertanian canggih. Nantinya, hasil pertanian dengan benih unggul dan didukung teknologi pertanian modern ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani,” kata Syamsuar usai mencoba mesin Combine Harvester baru, bersama Kepala BPTP Riau.
Proyek Percontohan

Kepala BPTP Riau Masganti mengatakan, tanaman padi vaerietas Logawa dan Inpari 30 yang dibudidayakan oleh petani Muara Kelantan ini merupakan proyek percontohan penangkaran BPTP Riau. Hasil panennya bisa dijadikan benih untuk dididtribusikan ke petani di daerah lain, tentunya disesuaikan dengan spesifikasi lahan.

Bantuan mesin panen itu disalurkan BPTP untuk memberikan solusi konkrit atas permasalahan umum yang dialami dibidang pertanian. Yaitu, keterbatasan tenaga kerja dan panjangnya rentang waktu yang dibutuhkan saat masa tanam dan panen. "Alat ini jadi solusi, kita tahu ada tiga fase krisis tenaga kerja dalam usaha tanam padi, yaitu saat mengolah tanah, menanam dan panen. Lebih-lebih kalau panen dilakukan bersamaan.

Untuk satu bidang lahan saja bisa makan waktu 28 hari dengan cara manual. Dengan alat ini tuntas dalam 6 jam saja,” terang Profesor Riset Pertama Alumnus Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa ini.
Menurut Masganti, dengan pola tanam sebagaimana lahan percontohan BPTP ini dan dipanen menggunakan Combine Harvester  menghasilkan 6,7 ton gabah per hektare.

Untuk diketahui, Kecamatan Sungai Mandau merupakan wilayah yang diproyeksikan sebagai kecamatan lumbung pangan di ‘negeri istana’. Mengacu data Dinas Tanaman Pangan luas hamparan sawah di Sungai Mandau ada 4.404 hektare. Rencananya, BPTP Riau juga akan membangun Taman Teknologi Pertanian dikawasan ini.(adv/hmas)