Hadirkan Penasehat BNPT

Pemkab Dukung Sosialisasi Bahaya Radikalisme dan ISIS

Pemkab Dukung Sosialisasi Bahaya Radikalisme dan ISIS

BAGANSIAPIAPI (riaumandiri.co)-Penasehat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Abdurrahmah Ayub isi pengajian tabliq akbar menangkal paham radikalisme. Pengajian itu dihadiri Bupati Rohil Suyatno dan ribuan jamaah di Masjid Agung Al Iklas, Bagansiapiapi, Kamis (17/3).

Abdurrahman Ayub, menyampaikan, dirinya bersentuhan dengan kelompok radikalisme, ketika ingin memperdalam ilmu agama saat masih sekolah di STM Budi Utomo, bertemu ustad, Sulaiman Mahmud, yang mendapat mandat, NII/DI, dari Daud Bereuh.

Diajarkan pengkafiran terhadap NKRI dan Abdurrahman Ayub terdokrin dengan dasar sejumlah ayat, doktrin itu diantanya pemimpin harus diperangi, presiden sampai RT halal darahnya untuk dibunuh.

Tahun 1985 karena kuatnya rezim Suharto, bersama Abu Bakar Baasir, Abdurrahman Ayub hijrah ke Malaysia, 1986 Abdurrahman Ayub dikirim ke Afganistan masuk Akademi Militer Mujahidin Afganistan, senjata banyak, AK 47 bisa untuk perang 50 tahun dalam bangker berhasil disita, belajar merakit bom high eksposif.

Lalu bertemu komandan Al Qaidah, diminta Osama Bin Laden untuk bergabung, namun tidak diizinkan Abu Bakar Baasir.

Abdurrahman Ayub menyebut beberapa nama yang pernah bergabung dengannya, Wakil Komandan, Abu Qolud, muridnya Imam Samudra, Amrozi, Umar Patek yang dihargai kepalanya 1 juta USD, pandai membuat high eksplosif, bisa membuat 30 jenis racun, salah satunya sianida, juga bisa membunuh satu ruangan, dari buah jarak, melalui media AC, juga ada Dulmatin, yang kepalanya dihargai 10 juta USD, lalu ada Ali Imron.

Pulang dari Afganistan 1992, Abdurrahman Ayub berencana melakukan tembak sembunyi lalu tidak dibenarkan Abu Bakar Baasir untuk eksen dilapangan karena dinilai punya bakat mengajak orang, padahal rencananya membunuh polisi, cukup tinggal 3 hari di kebun sawit.

Lalu tahun 1992 itu Abdurrahman Ayub menceritakan lagi ditugaskan ke Moro, bersama komandan Nasir Abbas, Hasim Salamat, kerjasama dengan Abu Sayaf.

Tahun 1996 hampir terjadi peperangan, tidak disetujui Abu Bakar Baasir, karena JI juga ada negara bayangan, terlalu cepat, lalu dimutasi di Australia, selama 5 tahun.

Takdir di Australia berobah, ditugaskan untuk merekrut termasuk ada bule di Pert 20 orang, sempat berdialog dengan Abdullah Bassam, dari Arab, kalah, lalu Abdurrahman Ayub tobat, perjalanan selama ini diakuinya salah, maka dia kembali kepada NKRI.

Sementara itu, Ustad Abdurrahman Ayub didampingi Ustad Abdurrahman Keken, dipandu moderator AKP Novaldi, dengan tema paham radikalisme, judul menangkal bahaya ISIS ditanah melayu.

Bupati Suyatno dalam pengarahannya mengatakan, semua menyaksikan adanya pahan radikalisme yang berkembang. Dirinya ketika mau ke MK, bom meledak.

Di Rohil dijelaskan Suyatno, dulu ada Nurdin M Top, istri tinggal di Dusun Pendekar Bahan, Kecamatan Bangko Pusako, sekarang ada muridnya tapi sudah kembali ketengah masyarakat. "Rohil tentram, tapi perlu juga mendengar pengalaman Abdurrahman Ayub lama di Afganistan," ujar Suyatno.(adv/humas)