TERGILAS ZAMAN

Pengusaha Anyaman Terancam Gulung Tikar

Pengusaha Anyaman Terancam Gulung Tikar

SELATPANJANG (HR)-Pengusaha anyaman bambu yang diproduksi melalui usaha keluarga di Kepulauan Meranti belakangan ini mulai mengeluh. Pasalnya peminat mulai berkurang akibat tergilas perkembangan zaman.

Dampaknya perekonomian pengrajin anyaman mulai terganggu dan terancam gulung tikar. Usaha keluarga ini memproduksi segala jenis bentuk anyaman yang terbuat dari bambu seperti keranjang, tudung saji dan lainnya.

Untuk menghindari ketepurukan ekonomi warga berharap kepada pemerintah melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian Koperasi dan UKM (Disperindagkop), supaya membuat program kreatif dan edukatif yang menyentuh atau keberpihakan kepada pengrajin lokal.

Hal itu jangan sampai usaha keluarga tradisional ini hanyut terbawa arus globalisasi, karena tahun mendatang masyarakat Asean akan menghadapi pasar bebas.

Keluhan ini disampaikan Ismail (56) warga Jalan Alah Cikpuan Kampung Baru, Kelurahan Selatpanjang Selatan kepada Haluan Riau akhir pekan kemarin.

Ia mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir dari puluhan anyaman yang telah rampung, namun  yang terjual hanya beberapa saja itupun dengan harga relatif rendah.

Agar terhindar dari ketepurukan ekonomi mereka berharap pemerintah agar membuat program yang menyangkut kreatifitas pengrajin.Dia menilai rendahnya permintaan pasar karena tergilas dan Dulu terkenal, karena bahan dan pembuatannya bagus. Namun sekarang sudah berkurang akibat pengaruh budaya modern dan kurangnya pembinaan.

Pembuatannya tidaklah mudah, karena melalui beberapa tahapan, Mulai dari mencari bambu, memotong, meraut dan lain sebagainya.
"Proses cukup rumit, namun karena ini usaha keluarga terpaksa diteruskan hingga saat ini. Kami berharap juga instansi terkait agar dapat membantu promosi dan pemasaran," harapnya.(ali)