n Korban Banjir Mulai Diserang Penyakit

Kampar, Rohul dan Kuansing Memprihatinkan

Kampar, Rohul dan Kuansing Memprihatinkan

BANGKINANG (riaumandiri.co)-Hingga Kamis (11/2), banjir masih merendam tiga kabupaten, yakni Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Sejumlah masalah pun mulai bermunculan. Mulai dari korban banjir yang mengalami penyakit, kerugian masyarakat dari sisi ekonomi hingga lumpuhnya aktivitas belajar mengajar.  

Kampar
Di Kabupaten Kampar, dilaporkan masyarakat korban banjir mulai mengalami sejumlah penyakit. "Banyak dari masyarakat yang mengeluh demam, gatal dan penyakit kulit lainnya," ungkap dr Debby, salah seorang petugas medis di Posko Kesehatan Lapangan Merdeka Bangkinang Kota, Kamis (11/2).

Hal itu juga dibenarkan Kepala Puskesmas Bangkinang Kota dr Haria Deatzi. Dikatakan, pihaknya sudah membentuk empat posko kesehatan di wilayah Bangkinang Kota. "Posko induk kita di Lmpangan Merdeka, terus ada di Kumantan, Langgini dan di Balai Bupati," terangnya.

Ditambahkan petugas kesehatan lainnya, dr Haria, kunjungan masyarakat ke posko kesehatan, setiap hari mencapai 30 orang.

"Dalam sehari mencapai 30 orang, apalagi di hari pertama lebih banyak lagi  karena masyarakat dari Desa Salo dan Kecamatan Bangkinang perginya ke kita juga karena posko kita dekat dengan daerah mereka. Untuk jumlah keseluruhan, kami masih mendata. Untuk persedian obat kita dibantu Dinas Kesehatan dan BPBD Kampar," ujarnya.

Puluhan Sekolah Terendam
Sementara itu, dari Kuantan Singingi, banjir telah mengakibatkan puluhan sekolah terendam, akibat meluapnya Sungai Kuantan. "Sejauh ini, dari data yang kira rangkum, ada 62 sekolah yang terendam banjir," ungkap Kadisdik Kuansing, Jupirman.   

Dikatakan, kondisi itu membuat aktivitas belajar mengajar di Kuansing jadi lumpuh. Sebab, siswa tak mungkin bersekolah di gedung yang terendam air. Sejauh ini, tambahnya, pihaknya berupaya menyelamatkan aset-aset sekolah yang terendam tersebut.

"Kita sudah turunkan tim meninjau sekolah yang terendam banjir menyelamatkan aset disekolah tersebut, mulai dari buku sampai dengan meubiler," katanya.

Lebih lanjut, Jupirman menerangkan, sekolah yang terendam banjir itu juga beragam tingkatannya. Mulai pendidikan dini hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Berdasarkan data yang ada pihaknya, di Kuantan Mudik ada dua sekolah yang terendam, Gunung Toar 3, Kuantan Tengah 14, Benai 4, Pangean 15, Kuantan Hilir 3, Kuantan Hilir Seberang 9, Inuman 8 dan di Cerenti 4 sekolah.

129,5 Hektare Sawah Terendam
Dari Rokan Huu banjir juga membuat lahan persawahan seluas 129,5 hektare jadi terendam. Lahan-lahan persawahan tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Ujung Batu, Kuntodarusalam, Bonai dan Kepenuhan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Hultikultura Rokan Huul, Mubrizal, areal persawahan yang terendam banjir tersebut umumnya ditanami padi jenis gogo. "Sekarang lahan yang terendam makin luas. Sewaktu banjir yang terjadi sebelumnya, luas lahan sawah yang terendam sekitar 17 hektare, ini juga mengakibatkan gagal panen," terangnya.

Lebih lanjut, ia menerangkan, untuk Kecamatan Ujung Batu, sawah yang terendam seluas 5 hektare. Yang paling luas adalah di Kecamatan Kuntodarusalam seluas 60 hektare, disusul Bonai seluas 40 hektare. Sedangkan di Kecamatan Kepenuhan, lahan sawah yang terendam seluas 15,5 hektare.

“Di empat Kecamatan tersebut saat ini baru diinformasikan terkena banjir saja, namun belum ada informasi puso atau gagal panen. Kami masih menunggu informasi dari petugas di lapangan. Sedangkan dari hasil peninjauan beberapa waktu di Rokan IV Koto, tanaman padi yang masih dalam tahap penyemaian juga terkena bajir.  Untuk lahan 17 hektar yang puso atau gagal panen di tahap pertama kita sudah laporkan ke Provinsi, dan rencananya akan diganti dengan benih baru,” terangnya. (rob,gus,mg2)