Belasan Orang Ditetapkan Tersangka

Bentrok PP-IPK, Korban Tewas Bertambah

Bentrok PP-IPK, Korban Tewas Bertambah

MEDAN (riaumandiri.co)-Korban tewas bentrok antarorganisasi massa di Kota Medan, Sumatera Utara, bertambah menjadi dua orang. Satu korban terbaru diketahui bernama Sepri Marbun, warga Jalan Pasar III, Medan. Sehari sebelumnya, bentrokan itu juga membuat nyawa Monang Hutabarat, melayang.

Monang adalah warga Jalan Bambu, yang juga Ketua Ranting IPK Medan Timur. Keduanya tewas akibat terkena sabetan senjata tajam dan hantaman benda tumpul. Seperti diketahui, bentok antara anggota Ikatan Pemuda Karya (IPK) dan Pemuda Pancasila (PP) tersebut terjadi Sabtu (30/1) sore.

Bentrok
Bentrokan itu sempat membuat suasana di ibukota Provinsi Sumatera Utara tersebut mencekam.

Menurut Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Adhi Prawoto, bentrok kedua ormas itu berawal ketika massa IPK yang berjumlah sekitar 250 orang, sedang konvoi menggunakan sepeda motor dan mobil. Ketika itu, mereka menuju lokasi kegiatan pelantikan pengurus IPK di kawasan Jalan Pelajar, Medan Kota.

Saat melintas di depan Kantor Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) kawasan Jalan Thamrin, Medan, terjadi bentrokan kedua kubu. Akibatnya, dua anggota IPK tewas dan 4 lainnya mengalami luka serius.

Menurut Adhi, korban tewas adalah Monang Hutabarat, warga Jalan Bambu, yang juga Ketua Ranting IPK Medan Timur, dan Sepri Marbun, warga Jalan Pasar III. Kedua korban terkena sabetan senjata tajam dan hantaman benda tumpul.

Sementara 4 korban luka lainnya masing-masing Feriansyah (25) yang mengalami luka tusuk senjata tajam pada bagian perut, Eki (20) menderita luka sabetan parang pada bagian kepala, Rudi, mengalami luka senjata tumpul dan Dedi Marbun (45) yang menderita luka sabetan senjata tajam pada bagian kepala.

Ketika mendapat laporan adanya bentrokan, imbuh Adhi, Polda Sumut langsung menerjunkan personel ke lokasi kejadian. Polisi kemudian membubarkan secara paksa kedua kubu yang bertikai dan membawa para korban ke Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda di Jalan Sisingamangaraja, Medan.

Belum Diketahui

"Belum diketahui secara pasti pemicu bentrokan. Tim penyidik sedang mengumpulkan keterangan sejumlah saksi yang diamankan di Mapolda Sumut dari kedua belah pihak untuk memberikan keterangan terkait bentrokan," terang Adhi.

Selain itu, menurut Adhi, Polda Sumut terus mencari dan mengumpulkan barang bukti guna mengungkap penyebab bentrokan. Terutama, dalang yang memicu terjadinya bentrokan.

Guna mengantisipasi bentrok susulan, Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan juga telah mengerahkan 1.500 personel mengamankan kantor PP dan IPK di sejumlah titik di Medan.

"Keadaan sudah aman terkendali. Kedua pihak kita minta untuk duduk bersama menyelesaikan masalah," tutup Adhi.

Sementara itu Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengimbau seluruh pihak tetap menjaga suasana keamanan yang kondusif dan ketertiban umum pascabentrokan antarormas di Kota Medan.

Erry menyerukan kedua pimpinan ormas kepemudaan (OKP) tersebut menginstruksikan anggotanya masing-masing untuk menahan diri. Dan sekaligus meredam emosi agar suasana kondusif dan ketenteraman di Sumut tetap terjaga dengan baik.

"Saya percaya pimpinan OKP dapat bertindak bijak memberikan pemahaman kepada anggotanya masing-masing untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi, agar pertikaian kedua belah pihak tidak berlarut-larut. Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan," tegas Erry.

Selain itu, Erry mengimbau kedua kubu untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Apalagi saling serang yang dapat menimbulkan korban tewas ataupun cedera di kedua belah pihak.

Belasan Tersangka
Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Dono Indarto, mengungkapkan belasan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Jumlah pastinya saya lupa ada berapa orang, yang jelas lebih dari 10 orang dari puluhan yang diamankan. Mereka sudah ditetapkan tersangka," terangnya.

Dono membeberkan saat ini 24 orang yang ditangkap dalam kericuhan itu masih dalam pemeriksaan. Penyidik masih menggali keterangan baik dari tersangka maupun massa yang berstatus saksi.

Ketika ditanya siapa dalang keributan dua ormas itu, Dono mengaku belum mengetahuinya. Penyidik Polda Sumut dan Polresta Medan kata dia masih terus melakukan penyidikan.
"Kalau untuk dalangnya kita belum tahu. Masih terus dalam penyidikan anggota," ujarnya.
(lpe, kom, mtv, sis, ral)