SELAMATKAN MERANTI

Pemerintah Diminta Programkan Bahaya Abrasi

Pemerintah Diminta  Programkan Bahaya Abrasi

SELATPANJANG (HR)-Kepulauan Meranti sebagai daerah pesisir terdiri empat pulau besar. Dua pulaunya menghadap ke Selat Malaka yakni Pulau Rangsang dan Pulau Merbau, dengan garis pantai yang membujur dari Timur ke Barat sepanjang lebih kurang 100 Km.

Dimana bibir pantai di sebelah Utara pulau tersebut, hingga saat ini menjadi sasaran empuk ganasnya ombak laut dari Selat Malaka itu.

Sejak dahulu kala, terjangan ombak itu, memang mengakibatkan kerusakan daratan di pulau yang masuk sebagai pulau terluar di NKRI itu. Akibat abrasi bibir pantai Utara kedua pulau itu setiap tahunnya berkurang hingga belasan meter. Lautnya menjadi lebih luas, sementara daratannya semakin mengecil.

Hingga berita ini dituliskan belum ada penanganan secara sistematis dan terencana dilakukan pemerintah. Apalagi perhatian dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat sendiri.

Banyak kerugian harta benda yang dialami masyarakat pulau tersebut. Mulai dari hilangnya lahan pertanian, perkebunan, perkampungan bahkan tanah wakaf. Semua harta benda masyarakat itu, tergerus secara perlahan dari tahun ke tahun, tanpa bisa dicegah.

"Kita berharap pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti mulai tahun 2016 mendatang, dapat menyusun program penyelamatan pulau dari bahaya Abrasi yang terjadi setiap waktu itu,"ucap Darwin Susandi, anggota Komisi B DPRD Kepulauan Meranti kepada Haluan Riau Jumat kemarin.

Abrasi yang terjadi kata Darwin, senantiasa merugikan semua pihak. Mulai dari masyarakat desa, pemerintahan desa, pemerintahan  kecamatan, kabupaten dan provinsi serta Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebab terjadi pengurangan daratan secara terus menerus itu tentu akan mengurangi luas wilayah NKRI.

Selain itu, jika Pulau Rangsang nantinya akan lenyap, maka Pulau Tebingtinggi dan juga pulau-pulau lainnya akan  turut sirna. Keberadaan Pulau Rangsang  dan Pulau Merbau saat ini menjadi pelindung dari bahaya abrasi bagi beberapa pulau lainnya di Meranti.

Untuk itu tidak ada alasan pemerintah lagi untuk tidak mengupayakan penyelamatan pulau.

"Kami akan mendukung kebijakan tersebut dari perjuangan politik. Sehingga antara pihak eksecutif dan legislatif satu bahasa dalam program penyelamatan Kepulauan Meranti itu,”tutur politisi partai berlambang Banteng moncong putih itu.***