BRK Terapkan Transparansi Pengelolaan Modal

BRK Terapkan Transparansi Pengelolaan Modal

Pekanbaru (HR)-Manajemen bank pembangunan daerah Bank Riau-Kepri menyatakan sudah menerapkan prinsip-prinsip "Good Corporate Governance" (GCG). Yaitu, transparan, akuntabel, bertanggung jawab, independen dan adil yang bertujuan untuk menumbuh ekonomi daerah bersama masyarakat sejahtera.

"Untuk nilai-nilai yang telah bagus, akan terus ditingkatkan, dan untuk nilai-nilai yang kurang akan menjadi perhatian khusus untuk segera diperbaiki agar Bank Riau-Kepri bisa lebih baik kedepannya," kata Direktur Bank Riau-Kepri, Irvandi Gustari, Kamis (3/120.

Untuk diketahui, kata Irvandi, setiap penambahan saham di Bank Riau-Kepri tentunya di catat secara sistematis dan GCG yakni transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan independen serta adil. Tentang adanya informasi mengenai saham bodong, menurut dia hal itu tentunya tidak tepat karena tidak memiliki data yang akurat.

Bahkan dengan spirit baru untuk berkompetisi, Bank Riau Kepri akan menjadi mitra usaha untuk mendorong pertumbuhan daerah sebagai bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepulauan Riau.  Salah satunya menurut Irvandi adalah Pemerintah Kabupaten Kuansing yang mendapatkan deviden Rp4,7 miliar.

"Karena dianggap menguntungkan, para wakil rakyat di lingkungan Pemkab Kuansing mendukung nilai sahamnya untuk dinaikan," katanya.

Sebelumnya, Ketua Pansus BUMD Kuansing Musliadi juga sempat menyarankan agar Pemkab Kuansing menambah penyertaan modal di Bank Riau-Kepri. Dana bagi hasil yang diterima dari Bank Riau-Kepri dapat mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah Kuansing.

Dengan dorongan itu, Pemkab Kuansing berencana akan menambahkan penyertaan modalnya di Bank Riau Kepri sebesar Rp30 miliar. Selanjutnya, mereka menilai Bank Riau-Kepri adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mandiri dan memiliki kinerja yang gemilang saat ini.

Saat ini, lanjut Irvandi, Bank Riau-Kepri sedang bertransformasi untuk menjadi bank regional yang kuat dan berdaya saing tinggi serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

Bank Riau Kepri kata Irvandi, pada dasarnya telah menjalankan 5 Pilar Langkah Strategi untuk menjadi perusahaan daerah yang terbaik. "Lima pilar tersebut adalah langkah strategi yang meliputi penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga, internal control, sumber daya manusia, dan operasional.

Saat ini dan untuk kedepannya, lanjut dia, Bank Riau Kepri akan terus melakukan pembenahan, baik dari sisi produk dan layanan, kualitas sumber daya manusia, serta lainnya agar tidak kalah saing dengan bank besar lainya dan menjadi "Regional Champion".

"Terkait GCG sebagai bank yang sehat terkemuka dan sesuai dengan aturan perbankan Bank Riau Kepri juga di audit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan juga oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sehingga mengenai GCG tidak perlu diragukan lagi," katanya.

Melihat kondisi Bank Riau Kepri saat ini, lanjut Irvandi, beberapa pemegang saham tertarik untuk menambahkan sahamnya di Bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepri ini.

Bank Riau Kepri menurutnya juga meyakinkan para pemegang saham untuk menambahkan penyertaan modalnya, dimana pembukuan saham-saham tersebut pencatatannya dilakukan secara GCG, sehingga isu pembelokan saham-saham tersebut sangat tidak mungkin terjadi.

Menurut Corporate Secretary Bank Riau-Kepri, secara perbankan semua transaksi tentang penyertaan modal tersebut teradministrasi dan di proses secara sistematis, dengan demikian setiap penyertaan modal yang dilakukan oleh pemegang saham tentu merupakan hal yang positif.

"Hal ini terkait dengan harapan Bank Riau-Kepri untuk menjadi Bank kategori buku 3, yaitu Bank dengan modal inti Rp5 triliun sampai dengan kurang dari Rp30 triliun," katanya.(ant/mel)