GMPKS Desak Pemerintah dan Dewan Tanggulangi Penyebab Asap

Fauzi: Upaya Sudah Maksimal

Fauzi: Upaya Sudah Maksimal

SIAK (HR)-Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Kabupaten Siak menggelar aksi di depan Kantor Bupati Siak, Kamis (29/10). Mereka menuntut pemerintah menanggulangi kebakaran hutan yang menyebabkan terjadinya kabut asap.

Kedatangan masa aksi disambut oleh Asisten Administrasi Pemerintahan Setdakab Siak Fauzi Asni.
Aksi ini digelar bersamaan peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, sebagai wujud kepedulian mahasiswa asal Siak terhadap kampung kelahirannya.

"Kalau pemerintah daerah mengatakan di Siak tidak ada titik api itu bohong, kami memiliki data lengkap," tegas Koordinator Lapangan aksi Marzuki dalam orasinya.

GMPKS mengantongi data yang diambil dari satelit Terra/Aqu (Nasa), per tanggal 1-27 September tercatat tercatat 27 titik api, dengan rincian 3 titik api di kebun kelapa sawit tnah gambut, 24 titik api berada di HTI yang mana 22 titik diantaranya berada di tanah gambut.

Per tanggal 1-27 Oktober terdapat 21 titik api. "Semua hutan dan lahan yang terbakar di Kabupaten Siak sebagian besar milik perusahaan dan korporasi. Tidak dipungkiri bahwa wilayah Kabupaten Siak juga penyumbng bencana asp yang kita rasakan sat ini," tegasnya.

Selain itu mahasiswa ini juga mengaku kesal dengan bencana kabut asap yang setiap tahun terjadi. 16 tahun Kabupaten Siak berdiri setiap tahunnya masyarakat terpaksa menghirup kabut asap. Bahkan kabut asap telah berlangsung selama 18 tahun namun tak kunjung ditemukan jalan keluar.

Massa aksi menuntut Pemkab Siak membgikan masker sesuai standar N95 kepada masyarakat, menyalurkan vitamin dan menyediakan tabung oksigen untuk masyarakat. "Masyarakat butuh masker sesuai standar, bukan masker abal-abal seperti yang kami pakai saat ini," tegas orator itu.

Selain itu, GMPKS juga menuntut kinerja DPRD Siak untuk melakukan upaya kongkrit terhadap penyelesaian penanggulangan bencana asap di Kabupaten Siak. Massa mendesak DPRD Siak melakukan investigasi lapangan terhadap perusahaan pembakar hutan dan lahan yang menyebabkan bencana asap, mendesak perusahaan yang terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan untuk bertanggung jawab penuh.

GMPKS menuntut DPRD melakukan pengawasan terhadap penegakan hukum pada oknum pelanggaran terkait bencana asap, dan meminta DPRD Siak untuk mendukung dalan keterbukaan informasi mengenai penyelesaian bencana asap sesuai UU KIP.

Sempat terjadi perdebatan antara massa aksi dengan Fauzi Asni. Demonstran tidak terima dengan penjelasan pemerintah daerah yang disampaikan oleh Fauzi Asni. Khususnya dalam hal titik api yang ada di Kabupaten Siak dan upaya pemerintah dalam menindak perusahaan yang mengantongi izin di hutan yang terbakar.

"Sudah seharusnya mahasiswa lantang menyampaikan pandangan dalam menyikapi kondisi kabut asap seperti ini," ujar Fauzi Asni.

Fauzi menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan Pemkab Siak dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Setiap malam dirinya mengikuti rapat dengan tim pemadam kebakaran gabungan di kantor Damker BPBD Siak, evaluasi upaya pemadaman api sekaligus menentukan langkah yang dilakukan untuk esok hari.

Menurutnya, Pemkab Siak telah melakukan persiapan dri jauh hari, namun fenomena El Nino yang berlangsung menyebabkan titik api muncul, dan hal itu dianggap sebuah bencana.

"Itu di mobil saya lengkap sepatu PDL, di mana lokasi kebakaran kami siap turun. Perlu diketahui untuk memadamkan api di saat musim seperti ini sangat susah, misal untuk memadamkan 1 meter butuh waktu 10 menit, dalam waktu 10 menit itu api sudah menjalar 10 meter kedepan," terang Fauzi Asni.

Pada kesempatan ini Fauzi Asni juga menyampaikan keberhasilan Pemkab Siak dalam memerangi kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya dibuktikan dengan penghargaan dari Presiden untuk Siak sebagai kabupaten terbaik dalam penanggulangan bencana kebakaran.

"Siak satu-satunya kabupaten yang menerima penghargaan penanganan kebakaran hutan tingkat nasional," kata Fauzi Asni.
Prestasi itu didapat Karena di Kabupaten Siak terbentuk tim penanggulangan bencana kebakaran secara tersetruktur, dari tingkat Kampung, kecamatan dan tingkat Kabupaten. Selain itu juga terjalin kerja sama dan koordinasi dengan perusahaan yang beroperasi di wilayah Siak. ***