Perhatian Pemda Minim

Kebun Warga Dirusak Perusahaan

Kebun Warga  Dirusak Perusahaan

TEMBILAHAN (HR)-Meski kehidupan warga Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuindra, Kecamatan Indragiri Hilir terancam, ulah kebun warga ribuan hektare rusak akibat aktivitas perusahaan namun perhatian pemerintah daerah maupun para wakil rakyat minim.

Pasalnya, perjuangan serta pengorbanan yang dilakukan warga mendapatkan bantuan atas kerusakan ribuan hektare perkebunan kelapa milik warga setempat akibat aktivitas perusahaan PT Indogreen Jaya Abadi (IJA), hingga kini  tak kunjung membuahkan hasil. Mulai upaya mendatangi ke Gedung DPRD Inhil, dan langsung dibahas para anggota Dewan, yang dipimpin Ketua DPRD Inhil Dani M Nursalam, Rabu (7/10). Dari pembahasan tersebut, diputuskan mereka diminta bersabar sampai jadwal pertemuan selanjutnya, yang akan difasilitasi Pemkab.

Setelah tiba waktunya, jadwal pertemuan pun kemudian diundur, Kamis (15/10).  Sayangnya, setelah sekian lama warga menantikan digelarnya pertemuan itu, dikarenakan ketidakhadiran dari  perusahaan, pertemuan terpaksa dijadwal ulang, Senin (26/10).

Mirisnya lagi, warga yang beritikad baik ingin menyelesaikan permasalahan ini secara damai, kembali mengalami sulitnya mencari keadilan, dan terlantar menunggu di depan ruang pertemuan yang dijadwalkan. Sebab, tanpa sepengetahuan mereka (perwakilan warga dua dusun Desa Sungai Bela, kecamatan Kuindra, red), ternyata pertemuan tersebut tak jadi dilaksanakan.

"Mereka ke Tembilahan dengan ongkos sendiri, karena taat dengan aturan kesepakatan pada pertemuan sebelumnya  bersama Pemda yang diwakili Asisten I Sekda Inhil, dan beberapa ketua komisi serta anggota DPRD," kesal Tengku Suhendri, aktivis Masyarakat Peduli Inhil (MPI), mendampingi warga yang mengadu. Tak hanya itu, mereka juga telah merelakan waktu  tak mencari nafkah demi menghadiri pertemuan yang diminta.

"Karena untuk menghadiri pertemuan yang tak jelas ini, saya jadi tidak bisa mencari bekerja. Kalau ada hasilnya, tidak masalah, karena di rumah masih ada sedikit simpanan, cukup lah untuk keluarga saya disana bertahan. Tapi kami malah terlantar di Tembilahan," ungkap Ferry, Ketua RT Dusun Sungai Ular, Desa Sungai Bela, Senin (26/10).

Kekecewaan juga disampaikan Ketua RT Dusun Sungai Bungus Khalidi. Ia menilai pemerintah dan wakil rakyat tak serius menyikapi keluhan warga. "Kebun kelapa warga di sana telah habis hancur semua, termasuk juga 2 ribu batang kelapa saya. Jadi kami berharap betul ada keadilan ganti rugi oleh perusahaan," harapnya.

Pantauan lapangan, setelah perwakilan warga dua dusun menunggu berjam-jam, hanya dari pemerintah daerah yang meluangkan waktu  menjumpai mereka, yakni Asisten I Setdakab Inhil Darussalam, Kepala Kesbangpolinmas Sirajuddin, Kepala Bagian Tempem, dan Kabag Humas Inhil Ahmad Ramani. (ags)