8.000 Masker Dibagikan ke Masyarakat Panipahan

8.000 Masker Dibagikan ke Masyarakat Panipahan

BAGANSIAPIAPI (HR)-Puskesmas Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, membagikan 8.000 lembar masker bantuan dari Dinas Kesehatan untuk masyarakat setempat.

Kepala Puskesmas Panipahan. dr Hj Netti Juliana. mengakui, saat ini sebanyak 8.000 masker bantuan dari Dinas Kesehatan Rohil tengah dibagikan, namun mengingat jumlah penduduk Kecamatan Pasir Limau Kapas berjumlah 40.000 jiwa. masker tersebut diprioritaskan kepada anak sekolah.

"Kalau dilihat dari jumlah penduduk jelas tidak mencukupi untuk dibagikan kepada semua masyarakat, makanya kita mengutamakan bagi anak-anak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) sebanyak 10 sekolah, Taman Kanak-kanak (TK) enam sekolah dan SD sebanyak 33 sekolah," ujar Netti, Minggu (25/10).

Ia juga mengingatkan kepada UPTD Bina Sekolah untuk meliburkan siswa apabila kondisi kabut asap semakin mengkhawatirkan, karena menurutnya, masker bukanlah jaminan untuk menghindari penyakit yang disebabkan oleh kabut asap.

"Apabila kondisi kabut asap semakin tebal dan kategori tidak sehat, sebaiknya pihak sekolah meliburkan siswa, karena mereka (siswa) sangat rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)," jelas Netti.

Bukan hanya di sekolah saja, petugas UGD Puskesmas Panipahan setiap paginya juga menyambangi pelabuhan untuk membagikan masker kepada penumpang kapal yang akan berangkat. "Kita sisihkan untuk penumpang kapal yang akan berangkat ke Bagansiapiapi, bahkan kami juga mengi-rimkan masker ke setiap desa melalui petugas kesehatan yang bekerjasama dengan pihak kepenghuluan setempat," ucap dia.

Masyarakat Kecamatan Pasir Limau Kapas juga diminta untuk tetap senantiasa mejaga kesehatan mengingat kabut asap saat ini masih pekat, terutama tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Sebab, sambung dia, dampak kabut asap tersebut tidak hanya mengganggu pernapasan, tapi juga membuat mata perih dan rentan terhadap penyakit ISPA.

"Jangan keluar rumah jika tidak ada keperluan, karena udara yang kita hirup saat ini tidaklah bersih alias sudah tercemar polusi dan tentunya buruk bagi kesehatan terutama pada bayi dan anak-anak," imbau Netti. (zmi)