n Giliran Siswa Ramai-ramai Protes Asap

Pak Presiden, Kami Ingin Sekolah Lagi

Pak Presiden,  Kami Ingin Sekolah Lagi

PEKANBARU (HR)-Aksi menolak dan melawan asap, kian meluas. Bila sebelumnya masih pada tingkatan mahasiswa, organisasi dan tokoh masyarakat, saat ini aksi penolakan asap bahkan sudah dilakukan para siswa. Ratusan siswa di beberapa sekolah di Kota Pekanbaru, ramai-ramai menggelar aksi menyatakan penolakan mereka terhadap asap. Sebab, asap membuat aktivitas belajar mereka di sekolah jadi terganggu sejak dua bulan belakangan ini.

Berbeda dengan aksi-aksi yang telah digelar sebelumnya, aksi para siswa kali ini tidak sampai turun ke jalan, melainkan cukup dengan di lingkungan sekolah saja. Namun, tetap saja aksi ini menarik untuk dilihat. Namun yang lebih penting, tentu saja pesan dan harapan mereka yang seharusnya benar-benar menjadi perhatian bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya.  

Pak
Dari pantauan lapangan, Kamis (22/10), aksi tersebut antara lain digelar siswa SMP 4, SDN 15 dan SDN 36 Sail. Dalam aksi itu, para siswa beramai-ramai memasang spanduk di sepanjang pagar sekolah. Isinya memuat harapan mereka yang menginginkan pemerintah segera memberantas tuntas kabut asap. Sebab, siswa adalah salah satu elemen masyarakat yang paling merasakan dampak kabut asap, khususnya akibat kegiatan belajar di sekolah yang macet total.

Di SDN 15 Pekanbaru di Jalan Cut Nyak Dien, para siswa sempat menggelar orasi di depan sekolah mereka. Tak sampai di situ, para siswa kemudian mencurahkan protes mereka dalam poster karton, yang kemudian ditempel di pagar sekolah. Tak ayal, aksi para siswa yang masih lugu itu mengundang perhatian warga yang melintas.

Isinya pun beragam. Ada yang berbunyi "Pak Presiden kami ingin sekolah lagi, kami tidak ingin menjadi orang bodoh". "Asap telah merenggut masa depan kami dan kesehatan kami terancam". "Kami juga tidak mau mati secara pelan-pelan akibat kabut asap tebal yang sudah dua bulan lebih menyerang kami,".


"Pak Presiden sudah dua bulan kami belajar tak menentu. Kadang sekolah kadang libur, dirumah pun kami sulit untuk belajar, asap juga masuk kedalam rumah kami," ucap Putra, seorang siswa kelas 3 SDN 15.

"Pak Presiden sampai kapan asap ini akan hilang, sampai kapan kami harus seperti ini. Apakah pak Presiden tidak sayang sama kami yang akan menggantikan Bapak kelak," ujar siswa lainnya, Farel.

Sementara siswi lainnya, Susi, merasa bersedih dengan nasib siswa di Pekanbaru, yang meninggal akibat kabut asap. "Kasian sekali, kami tidak mau lagi ada kawan kami yang meninggal akibat asap ini. Dan kami juga tidak mau juga masuk rumah sakit," ujarnya.

Terkait aksi itu, Kepala SDN 15, Feliatri, mengatakan pihak sekolah mendukung aksi siswanya.

"Ini yang membuat anak-anak kelas 5 dan 6 yang ditujukan bagi Pemerintah dan Presiden. Mereka menginginkan asap cepat berakhir dan mereka bisa belajar normal lagi. Dan kami hanya memotifasi mereka untuk tetap semangat belajar di sekolah dan di rumah," ujar Feliatri.

Aksi serupa juga dilakukan para siswa SMP Negeri 4, khususnya siswa kelas IX. Mereka meluapkan rasa kecewa mereka dengan menggelar poster di sepanjang pagar sekolah. Poster itu juga mengundang perhatian masyarakat, karena dibuat menarik. Ada yang dalam bentuk tulisan, ada pula yang dalam bentuk gambar.

Ketika ditemui saat menempel poster, salah seorang siswa SMP 4,  Ochi, mengatakan, aksi pemasangan poster itu sebagai bentuk rasa kekecewaan terhadap pemerintah yang belum mampu menghilangkan kabut asap di Kota Pekanbaru.

“Ini bentuk curahan atau isi hati kami terhadap bencana asap yang tak kunjung hilang. Sudah hampir dua bulan kami tidak belajar akibat kabut asap. Rasa kecewa ini kami luapkan melalui poster tulisan maupun gambar. Kita bukan menuntut tapi kita ingin bebas dari asap. Itu saja," ujarnya.

Siswi lainnya Fitri juga mengatakan hal yang sama. Dirinya sangat kecewa terhadap pemerintah yang lambat mengatasi masalah kabut asap sehingga berbulan bulan sekolah diliburkan.” Walapun kami disuruh belajar di rumah, tapi tidak efektif ketika kami langsung menerima materi dari guru. Itu sebabnya kami ingin masalah asap cepat diatasi sehingga kami bisa bersekolah lagi,” kata Fitri.

Wakil Kesiswaan SMPN 4 Pekanbaru, G Lukman, mengatakan penempelan poster mengenai asap ini merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang cara membuat poster baik apakah tulisan maupun gambar. Hanya saja karena topik diangkat masalah asap, kebanyakan dari siswa mencurahkan isi hatinya tentang kabut asap.
"Biasanya hasil tugas dikumpulkan kepada guru namun kali ini siswa kita ingin hasil karya mereka dipajang di sepanjang pagar sekolah,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ratusan siswa SDN 036 Sail juga menggelar aksi yang sama. Buntutnya, pagar sekolah pun dipenuhi beragam poster karya para siswa. Isinya juga sama, mengungkapkan rasa kecewa mereka karena kabut asap.

Menurut Kepala SDN 036 Pekanbaru H Zulkarnaini MM, aksi tersebut spontan muncul dari para siswa, karena tidak tahan dengan kabut asap yang kian parah dan membahayakan ini.

"Setiap hari anak-anak mengeluh sama kami. Apalagi mereka tak bisa sekolah gara-gara asap. Makanya kami siapkan kain putih, agar anak-anak bisa menumpahkan rasa kekecewaannya. Mereka tampak puas, setelah menumpahkan aspirasinya di kain ini," kata Zulkarnaini.

Dikatakan, di sekolah ada 27 ruangan. Namun yang dilengkapi fasilitas AC hanya ruang majelis guru dan musala. Dikatakan, pihaknya akan mengusulkan supaya seluruh ruangan dilengkapi AC. "Kalau ada kabut asap, aktivitas belajar di sekolah tetap bisa berjalan," imbuhnya.

Menyikapi fenomena di kalangan siswa tersebut, Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru Ir Nofrizal MM mengharapkan, dengan kondisi para siswa yang banyak ketertinggalan pelajaran tersebut, pihak Disdik dan sekolah harus ada toleransi.

"Biayanya harus dibantu Disdik lah, jangan dibebankan ke sekolah atau wali murid. Kepada para wali murid, dengan anak-anaknya yang diberi tugas dari sekolah, harus mengawasinya. Sehingga mereka tidak banyak bermain di luar rumah,"sebutnya (nur, nie, ben)