Gas Elpiji 3 Kg Langka

Warga Memasak Pakai Kayu Bakar

Warga Memasak Pakai Kayu Bakar

"Saya sudah satu minggu menggunakan kayu bakar untuk memasak nasi, air minum dan  sayur. Sampai saat ini di Kampung Temusai dan Kampung Jatibaru serta kampung lainnya tidak ada gas elpiji 3 kg," kata Mifta, warga Bungaraya, Senin (5/10).
Hal senada juga diungkapkan Mbah Riadi (70), warga Jatibaru, yang sudah beberapa hari ini harus pergi ke hutan atau semak belukar untuk  mencari kayu bakar. Padahal sebelumnya, mereka mengunakan gas elpiji 3 kg, namun karena gas tersebut tidak ada terpaksa mencari kayu yang jaraknya cukup jauh dari rumah.
"Mau bagaimana lagi Mas, gas elpiji sudah tidak ada dan kapan datangnya kita tidak tahu. Dari pada enggak masak, ya  mau tak mau harus cari kayu bakar kembali seperti zaman dahulu kala," katanya.
Rigo (64) warga Temusai juga melakukan hal yang sama, membelah kayu bakar untuk memasak nasi dan air minum.
"Ya sekarang harus padai-pandai dalam memenuhi kehidupan. Walaupun gas elpiji langka di sini, kitakan bisa gunakan kayu bakar untuk memasak. Yang penting anak cucu kita enggak kelaparan. Kalau seperti ini buat saya sudah biasa, sebelum gas elpiji ada saja saya sudah gunakan kayu bakar, dan kalau tidak ada ya inilah solusi lain, gitu aja kok repot," katanya.
Ketika ditanya lebih bagus menggunakan elpiji atau kayu, Mbah Rigo memilih elpiji.
"Ya enakan mengunakan elpiji to Mas, kalau ada elpiji enggak susah-susah cari kayu seperti ini, tinggal nyalakan dan tunggu beberapa menit masak nasinya, kalau kayu ya harus dijaga dan diawasi," ungkapnya.
Mbah Rigo nampak semangat membelah kayu dengan kampak. Hasil belahan tersebut dijemur atau dikeringkan, dan sebagian dimasukkan di dalam dapur.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Siak Wan Buhori ketika dihubungi melalui telpon selulernya mengatakan sudah memanggil para agen, pangkalan dan Pertamina. Ia juga telah memerintahkan camat segera mengirimkan surat kepada Disperindag soal langkanya gas elpiji di daerahnya.
"Keluhan masyarakat Bungaraya akan langkanya gas elpiji rencananya Rabu (7/10) besok, kita akan mengadakan operasi di sana. Kepada camat diharapkan mengirimkan surat ke Disperindag agar kita cepat lakukan operasi di kecamatannya," jelasnya.
Wan juga tidak mengerti hal apa yang membuat langka elpiji 3 kg di Siak. Padahal kuota gas elpiji 3 kg di Siak sudah sesuai permintaan, bahkan dilebihkan dari kuota yang sudah ditentukan.
"Untuk kouta gas elpiji 3 kg  tidak ada pengurangan, justru dilebihkan. Namun entah kenapa masih juga kurang. Diduga para orang kaya atau mampu yang biasanya mengunakan gas elpiji 12 kg, beralih ke gas elpiji 3kg. Sehingga mengurangi jatah kuota yang sudah ditentukan, maka dari itu kita akan adakan operasi segera,"katanya.
Sementara itu Camat Bungaraya Dicky Shopiyan mengatakan keluhan warga soal kelangkaan elpiji sudah disampaikan ke dinas terkait.
"Sudah kita buat suratnya, dan sudah disampaikan ke Disperindag Siak. Untuk kali ini yang akan disidak ada tiga titik, yakni di Kampung Dayang Suri, Jatibaru, dan Tuah Indrapura. Sedangkan dikampung yang lainya seperti Kampung Jayapura, Bungaraya dan Temusai sudak disidak kemarin, jadi gantian," jelasnya.
"Kita berharap, bagi masyarakat yang di kampungnya langka gas elpiji, silahkan datang di Kampung Dayang Suri, Jatibaru dan Tuah indrapura untuk membeli gas tersebut," pungkasnya. ***