Rupiah Melemah

Pengaruhi Impor dan Ekspor di Riau

Pengaruhi Impor dan Ekspor di Riau

PEKANBARU (HR)-Nilai tukar rupiah masih terdepresiasi mendekati Rp14.700 per dolar AS setelah keputusan the Fed yang menahan suku bunga acuan.

 Kondisi ini tentu akan memicu terhadap melemahnya kegiatan impor dan ekspor barang yang ada di Riau, yang cenderung akan terganggu.

Demikian diungkapkan Ekonom Riau Viator Butar-Butar, Selasa (29/9). Menurutnya, dengan terganggunya kegiatan impor, seharusnya bisa didorong oleh kegiatan ekspor. Hanya saja, permintaan luar negeri akan komoditi ekspor yang ada di Riau, seperti CPO dan Pulp masih berada pada taraf tidak baik.

Hal ini menurut pandangannya, disebabkan karena masih tertahan dengan lesunya perekonomian dinegara tetangga, yakni Eropa, Cina, Jepang dan India.

 "Jika US dollar terus menguat, ekonomi Riau cenderung tertekan dan terbebani. Dalam konteks pasar uang, yang paling saya khawatirkan adalah semakin berkembangnya spekulan di pasar uang, sehingga nilai US dollar semakin meroket naik," ujar Viator lagi.

Dikatakannya, untuk mengantisipasi kondisi ini agar tidak berlarut-larut, sejatinya Bank Indonesia sesegera mungkin bertindak mengamankan posisi rupiah dan meminta agar semua pihak tenang dan tidak asal bicara soal rupiah dan US dollar.

 Karena yang memiliki otoritas moneter hanyalah BI. Jadi jangan DPR maupun pemerintah latah bicara. Dengan begitu, spekulan tidak menjadi jadi.

"Saya yakin dengan fundamental ekonomi indonesia saat ini, diikuti dengan tindakan moneter oleh BI, kita bisa menjaga volatilitas pasar uang, khususnya US dollar di bawah 3 persen. Secara perlahan, dengan berbagai kebijakan ekonomi Jokowi-JK, rupiah akan berangsur menguat menjelang akhir tahun," pungkasnya.

BI Berupaya Lakukan Perbaikkan Ekonomi Riau
Terpisah, Deputi Kantor BI Riau Irwan Mulawarman menuturkan, BI akan terus melakukan perbaikan perekonomian Riau. Dimulai dari menanamkan rasa cinta terhadap mata uang negara sendiri, yakni rupiah.

 Karena diharapkan dengan menanamkan rasa cinta terhadap mata uang sendiri, paling tidak akan memberikan efek samping yakni menjadikan rupiah kembali stabil.

"Kita tentu berharap agar kedepan tidak ada lagi yang menjadi Gubernur BI bayangan, tetapi bisa berbicara sesuai dengan tupoksinya masing-masing," papar Irwan.

Atas kondisi ini, berapa jumlah kerugian yang dialami oleh Riau, Irwan masih belum bisa memaparkan karena saat ini pihaknya masih melakukan pendataan sesuai dengan survei dan hasil laporan dari berbagai asosiasi usaha yang ada di Riau.****