Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 23 September

Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha 23 September

YOGYAKARTA (HR)-Muhammadiyah telah menetapkan hari raya Idul Adha dirayakan berbeda satu hari dengan waktu yang ditetapkan pemerintah. Perbedaan metode perhitungan dianggap sebagai penyebabnya.

Perbedaan waktu ini tidak hanya terjadi antara Muhammadiyah dengan pemerintah Indonesia tapi juga dengan pemerintah Arab Saudi. Jika Muhammadiyah menetapkan Idul Adha pada 23 September, kedua pemerintahan negara itu menetapkan perayaan pada 24 September.

"Perbedaan sudah sering terjadi karena metode yang berbeda. Warga Muhammadiyah melakukan perhitungan dengan metode hisab, sementara pemerintah menggunakan metode rukyat," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, dalam konferensi pers di Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Sabtu (19/9).

Dilanjutkan Haedar, sedangkan untuk metode yang dilakukan pemerintah Arab Saudi, sebenarnya juga membuat kalender Ummul Qura dengan perhitungan hisab. Namun dalam perkembangannya, pemerintah Arab Saudi melihat bulan dan terjadi perubahan Idul Adha, yakni jatuh pada Kamis, 24 September.
Menurut Haedar, posisi tahun ini sama seperti tahun lalu. Hanya saja, perbedaannya, tahun lalu ada persamaan Idul Adha antara Muhammadiyah dengan Arab Saudi. Sementara pemerintah mundur satu hari setelah Idul Adha oleh Muhammadiyah.

"Kalau di Arab Saudi itu rukyat murni. Kalau belum ada yang melihat bulan, ya belum masuk hitungan. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan warga Muhammadiyah melakukan penghitungan dengan cara hisab. Sementara pemerintah menggunakan metode rukyat," jelas Haedar.
Dikatakannya, berdasarkan perhitungan hisab Wujudul Hilal menunjukkan Ijtimak atau konjungsi geosentris jelang Dzulhijah 1436 Hijriah terjadi pada Minggu, 13 September 2015, pukul 13:43:35 WIB.

"Dengan demikian, garis batas Wujudul Hilal melewati wilayah Barat Indonesia, bulan sudah wujud. Sedangkan di sebagian wilayah Timur Indonesia belum wujud," katanya. (vnc/rin)