Piutang Capai Rp15,6 Miliar

Listrik Diputus, BLJ Berkantor di Gudang Material

Listrik Diputus, BLJ  Berkantor di Gudang Material

Tunggakan listrik yang meliputi kantor pusat, waterpark dan kolam renang sebesar mencapai Rp43,2 juta itu sebenarnya bisa dilunasi perusahaan, andai saja piutang pihak ketiga kepada BLJ sebesar Rp15,6 miliar dibayarkan.
Direktur Utama PT BLj Abdul Rahman ketika dikonfirmasi, Minggu (30/8) menyebutkan,  pihaknya sekarang terpaksa berkantor sementara di gudang material milik perusahaan di Desa Air Putih. Karena sampai saat ini pihak manajemen belum mampu melunasi tunggakan listrik tersebut sebesar Rp43,2 juta menyusul kondisi kas tengah kosong.
“Mau bagaimana lagi, kita terpaksa manfaatkan sarana yang ada terlebih dahulu sampai tunggakan listrik dilunasi. Dalam satu atau dua bulan ke depan, kami memang terpaksa berkantor dahulu di gudang material, karena ketidakmampuan keuangan menutupi beban tagihanlistrik tersebut,” jelas Abdul Rahman.
Disinggung langkah BLj ke depan yang hampir dipastikan seperti perusahaan mau gulung tikar, Rahman mengaku tetap optimis mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Tidak hanya soal tunggakan listrik, tetapi juga gaji karyawan yang belum terbayarkan serta langkah restrukturisasi yang akan dilakukan, merupakan permasalahan-permasalahan yang tengah dihadapi perusahaan semi platmerah itu.
Di balik ketidakmampuan membayar tagihan listrik tersebut, kata Rahman, PT BLj masih memiliki piutang kepada pihak ketiga dengan nilai cukup fantastis sebesar Rp15,6 miliar. Piutang tersebut meliputi pendapatan dari penjualan material dengan nilai Rp3 miliar, tagihan biaya penggilingan gabah RPC Sepotong Siak Kecil Rp600 juta dan piutang jual beli Crude Palm Oil (CPO) Rp10 miliar ditambah bunga sekitar Rp2 miliar.
‘’Piutang tersebut belum dibayarkan pihak ketiga kepada BLj sama sekali. Padahal piutang tersebut sudah jatuh tempo melebihi dua tahun pada masa direktur utama yang lama (Yusrizal Handayani). Kita tetap berupaya bagaimana utang dan piutang ini dapat diselesaikan secepatnya,’’ terang Rahman.
Ditambahkan pria yang mulai bekerja sejak awal PT BLj didirikan, untuk menagih piutang tersebut pihaknya akan bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak kejaksaan ataupun kepolisian. Karenapiutang tersebut, jumlahnya sangat besar, bisa menutupi biaya operasional PT.BLj termasuk melakukan ekspansi usaha baru nantinya.***