Personel Damkar Kesulitan Dapatkan Air

Kobaran Api Mengamuk di Hutan Zamrud

Kobaran Api Mengamuk di Hutan Zamrud

DAYUN (HR)-Kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang Kuning, terus meluas. Hal itu tak terlepas dari kekeringan yang melanda Riau sejak beberapa waktu belakangan ini. Di Kabupaten Siak, Hutan Zamrud di Kecamatan Dayun juga tidak terlepas dari amukan si jago merah.

Hingga Minggu (5/7) kemarin, api telah melumat puluhan hektare lahan di dalam kawasan itu. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Siak, mengalami kendala dalam pemadaman api, karena sumber air sulit diperoleh.

Kondisi itu dibenarkan Kepala Bidang Damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, Irwan Priyatna."Saat ini kita  masih berada di lokasi kebakaran, yang mana telah terjadi kebakaran di kawasan hutan Zamrud, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari area kantor BOB PT BSP Pertamina Hulu di Kecamatan Dayun," jelas Irwan, Minggu sore kemarin.

Dikatakan, petugas di lapangan mengalami kendala dalam memadamkan api, karena lokasi sumber air sangat jauh dari tempat terjadinya Karhutla. Buntutnya, petugas Damkar Siak harus membuat tempat pengambilan air alternatif.

"Kita perkirakan, kebakaran di hutan ini sudah berlangsung selama empat hari. Lokasinya juga jauh ke dalam kawasan hutan. Kita kesulitan mendapatkan sumber air untuk memadamkan api. Kanal-kanal yang ada, sekarang sudah pada kering dan dangkal," terangnya.

Sejauh ini, pihaknya terpaksa harus bolak-balik dari lokasi kebakaran menuju aliran Sungai Siak untuk mengambil air. Hal inilah yang membuat proses pemadaman berjalan tidak efektif. Sebab, jarak tempuh untuk mengambil air terhitung jauh sehingga memakan waktu lama. Tak jarang, api kembali berkobar karena ditinggal terlalu lama.

"Sekarang lahan yang terbakar sudah mulai berkurang. Kita harapkan kita berharap api bisa padam total di sana,"harapnya.
Pihaknya juga berharap, kepada pengelola perkebunan di sekitar kawasan itu, ke depannya membangun kanal atau tempat pengambilan air. Sehingga ke depan, bila terjadinya musibah yang sama, petugas tidak terlalu kesulitan mencari sumber air.

Sehari sebelumnya, Kapusdatin Humas Badan Nasinonal Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, sejauh ini, Karhutla yang terjadi di Riau telah mencapai 1.352 hektare. Dari jumlah itu, seluas 326 hektare lahan yang terbakar menupakan kawasan non hutan dan sisanya seluas 1.026 hektare berada dalam kawasan hutan. Sejauh ini, petugas telah memadamkan api di lahan seluas 819 hektare sedangkan sisanya seluas  533 hektare masih belum dapat dipadamkan.

"Dari 1.026 hektar kawasan hutan yang terbakar terdapat di Area Penggunaan Lain (APL) 826 hektare, hutan produksi 181 hektare, Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil 11 hektare dan area lainnya. Manggala Agni sebagian berhasil memadamkan api. Satgas penegakan hukum berhasil menangkap pembakar dimana 23 orang ditetapkan tersangka," paparnya.

Untuk Riau, tambah Sutopo, BPPT, BNPB dan TNI AU terus melakukan operasi hujan buatan sejak 22 Juni 2015 hingga sekarang. Total sudah 9 kali penerbangan dengan pesawat CN 295 TNI dilakukan menaburkan 18,8 ton garam bahan semai ke dalam awan.

"Satgas di darat dari TNI, Manggala Agni, BPBD, SKPD, relawan, dunia usaha dan masyarakat juga memadam api, baik di lahan maupun di kawasan kawasan hutan," sebutnya.

Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh tim dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) hujan buatan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pada seminggu terakhir, membuahkan hasil dengan turunnya hujan di beberapa daerah di Provinsi Riau pada Sabtu kemarin.

Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo, mengatakan hujan yang terhadi ada yang lebat dan ringan dan terjadi di daerah Pelalawan, Pekanbaru, Dumai dan daerah lainnya. Hujan yang turun juga berhasil mengurangi kabut asap di daerah Riau.

Tim UPT hujan buatan telah melaksanakan TMC sebanyak 7 kali penyemaian dengan menggunakan pesawat CN 295 milik TNI AU, sejak diberlakukannya kembali TMC tahap II. Untuk total garam yang sudah disemai sebanyak 16.4 ton.

"Masing masih sekali semai itu sebanyak 2,4 ton. Dan kita masih menyisakan garam sebanyak 21,1 ton lagi, dari stok kita yang ada sebanyak 23,6 ton," jelas Heru. (gin, dok, rtc, yuk)