Fahri Hamzah Tanggapi Ganjar Soal 3 Jenderal Mencla-mencle

Fahri Hamzah Tanggapi Ganjar Soal 3 Jenderal Mencla-mencle

RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua Umun Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menanggapi oernyataan calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo yang menyebut adanya jenderal mencla-mencle terkait arah dukungan di Pilpres 2024.

"Ganjar itu petugas partai, jadi dia kesulitan menggunakan seluruh akal budinya secara merdeka," kata Fahri Hamzah melalui keterangan tertulisnya, Jumat (9/2/2024).

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu lantas mempertanyakan kepada Ganjar terkait dukungan di Pilpres 2009 untuk Prabowo Subianto.

Menurut Fahri, pada 2009 lalu, eks Gubernur Jawa Tengah itu merupakan Tim sukses (timses) Prabowo Subianto. "Bisa tanya Pak Ganjar, kenapa beliau dulu  mendukung Pak Prabowo dalam tim sukses saat jadi wakil Ibu Mega tahun 2009," katanya.

Fahri itu juga mengungkit Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mendukung Prabowo agar rekonsiliasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan Megawati juga sempat hadir saat Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo membangun patung Soekarno di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

"Ibu Mega mendukung Pak Prabowo dan Pak Jokowi rekonsiliasi dan menjadi Menteri Pertahanan, serta hadir di Kementerian Pertahanan untuk kegiatan yang dibuat oleh Pak Prabowo, termasuk ketika Pak Prabowo membangunkan patung Bung di depan halaman Kemenhan," jelasnya.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo dalam sambutannya saat menghadiri deklarasi dukungan PP Polri, di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Rabu (7/2/2024) berbicara terkait adanya sikap mencla-mencle dari 3 orang jenderal.

Ganjar menyoroti pada Pemilu 2019, ada tokoh jenderal yang mengatakan untuk tidak memilih calon tertentu, karena latar belakangnya. Namun di Pilpres 2024 ini,  mereka para jenderal tersebut berada di kubu calon tersebut.

"Dua pemilu lalu, jenderal bintang 4 mengatakan 'dia saya yang mecat', begitu katanya. dalam salah satu diskusi kecil disampaikan, 'bagaimana orang memilih itu, catatan sejarahnya begini psikologinya begini dan dipecat'. Itu mereka menyampaikan," jelasnya.

"Bahkan satu lagi mengatakan, 'hei pensiunan TNI, anda bodoh kalau milih orang yang kita pecat'. Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu sekarang berada pada kubu di sana," sambung Ganjar lagi.

Bahkan, Ganjar terang-terangan menyebut nama para jenderal yang dimaksudnya adalah Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar.

"Ada Pak Wiranto, ada Pak Agum, terakhir Pak Luhut kalau tidak salah menyampaikan dukungannya dan beliau-beliau ada rekamannya menyampaikan itu," ungkapnya. (*)