Manfaatkan Tanggul Irigasi

Siswa SMKN 1 Bungaraya Tanam 1.000 Pohon Cabai Rawit

Siswa SMKN 1 Bungaraya Tanam 1.000 Pohon Cabai Rawit

Bagi siswa SMKN 1 Bungaraya, tak ada istilah lahan menganggur. Apapun bentuk dan keadaan lahannya pasti dimanfaatkan siswa menjadi lahan hidup dan berguna.

Seperti bekas tanggul  galian parit atau irigasi yang berada di dekat SMKN 1 Bungaraya. Para siswa menanami tanggul tersebut dengan  cabai rawit sebanyak 1.000 batang dan kondisinya saat ini sangat subur.

Dijelaskan Kepala Sekolah SMKN 1 Bungaraya, Yulhendri, hasil penanaman cabai itu lumayan banyak. sehingga dapat membantu segala kebutuhan kelas untuk melakukan aktivitas dan lain-lain.

"Dari tanam cabai kemarin sudah dipanen sebagian. Hasilnya kita peruntukkan sebagai dana operasioanal seperti pertandingan persahabatan dengan SMKN Pertanian Taluk Kuantan bulan Agustus mendatang," jelasnya.

Ditambahkan Yulhendri, sebenarnya kegiatan di sekolah itu cukup banyak yang bisa mendatangkan uang. Namun, karena keterbatasan fasilitas di sekolah tersebut, jadi hasilnya belum memuaskan.

"Sebenarnya sudah banyak kegiatan di sekolah ini yang bisa mendatangkan uang. Selain dari cabai, kita juga sempat menjadi langganan bagi penjual sayuran. Karena, kita juga menanam sayur mayur seperti kacang tanah, jagung, ubi jalar, bayam dan lain sebagainya. Cuman itulah mas, kami ada lahan seluas 3 hektare yang kondisinya masih semak belukar, yang belum bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Yulhendri berharap kepada instansi terkait apabila ada kegiatan yang menurutnya sejalan dengan program yang ada, agar sekolah tersebut diikutsertakan.

"Program dari instansi terkait kan banyak, khususnya dinas pertanian, peternakan dan perkebunan. Sehingga, kami bisa sedikit banyak terbantu dari kegiatan itu. Ya, pokoknya bila ada kegiatan yang sejalan dengan kita, mohon diikutsertakan," harapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Siak Robiati mengatakan, tidak ada bantuan yang sifatnya untuk sekolah. Namun, Robiati mengarahkan agar mengajukan lewat proposal.

"Sejauh ini kita belum pernah memberikan bantuan untuk sekolah. Karena selama ini bantuan hibah hanya bisa diberikan kepada kelompok tani, dan itupun harus terdaftar di Badan Penyuluh setempat. Akan tetapi, ya cobalah dulu ajukan dalam bentuk proposal siapa tahu nanti bisa," jelasnya.

Robiati mengatakan, dirinya akan mengunjungi ke sekolah tersebut. Sehingga, apa yang bisa diprogramkan untuk sekolah itu, bisa diupayakan.

"Memang sudah ada rencana saya untuk berkunjung ke sekolah tersebut. Cuma belum ada waktu yang tepat. Dengan saya berkunjung ke sekolah itu, paling tidak saya bisa tahu program apa yang bisa diterapkan yang sesuai dengan juknisnya," pungkasnya. ***