Unilever Tertekan dengan Aksi Boikot

Unilever Tertekan dengan Aksi Boikot

Riaumandiri.co - Saham PT Unilever Indonesia Tbk kian tertekan di tengah aksi boikot terhadap produk pro-Israel. Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang menggema hingga seluruh penjuru dunia. 

Salah satu pemantik boikot tersebut adalah ketika perusahaan di bawah Unilever bernama Ben & Jerry's memutuskan berhenti menjual es krim di West Bank, Palestina saat pendudukan Israel di 2021 lalu. Sayang, niat Ben & Jerry's menghormati Palestina dimentahkan oleh bos Unilever.

CEO Unilever Alan Jope kala itu malah mengatakan Ben & Jerry's tengah menjajaki peluang kerja sama baru dengan Israel. Sontak, ucapan Jope menimbulkan perdebatan.


"Kami pikir yang terbaik adalah mereka tidak terlibat dalam perdebatan," petikan komentar Jope kala itu, dikutip dari Reuters, Rabu (15/11).

Itulah yang memicu kelompok pendukung gerakan BDS meradang. Unilever dianggap berupaya untuk menindas dewan independen Ben & Jerry's agar mempertahankan bisnis seperti biasa dengan Israel yang tengah menginvasi Gaza.

Lantas, bagaimana rambatannya kepada Unilever Indonesia?

Mengutip RTI, emiten berkode UNVR ini terus mengalami tren penurunan harga saham. Bahkan, performa harga saham Unilever Indonesia tak pernah hijau di tengah agresi Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Tercatat, saham UNVR terus merah dalam 4 hari terakhir. Mulai dari 3.590 pada penutupan pekan lalu hingga merosot ke level 3.400-an saat ini.

Performanya secara mingguan turun 5 persen, jatuh 10,47 persen dalam sebulan terakhir, minus 8,31 persen dalam 3 bulan belakangan, dan anjlok 23,15 persen dalam 6 bulan ini. Sedangkan secara year to date (ytd), harga saham UNVR amblas 27,23 persen.

Sepanjang 6 bulan terakhir, investor asing sudah mencatatkan jual bersih Rp636 miliar. Ini sangat jauh dibandingkan Rp80 miliar investor asing yang masuk, baik melalui pasar negosiasi dan tunai.

Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan tren penurunan saham Unilever Indonesia sudah terjadi sejak awal 2023.

Audi menyinggung laba yang dihasilkan Unilever selalu negatif hingga bulan ke-9 tahun ini dan menjadi salah satu biang keroknya.

"Alhasil, dengan penurunan yang terjadi maka menggerus potensi nilai dividen yang dibagikan sehingga investor cenderung melepas saham UNVR. Karena UNVR termasuk yang hampir membagikan seluruh laba bersihnya sebagai dividen," kata Audi kepada CNNIndonesia.com.

"Betul (aksi boikot juga berdampak ke performa UNVR). Saya melihat investor langsung bereaksi atas respon boikot tersebut," sambungnya.

Audi meramal aksi boikot akan berdampak negatif terhadap penjualan produk-produk Unilever Indonesia. Pada akhirnya, investor yang lari berbondong-bondong meninggalkan UNVR tak terelakkan.

Di lain sisi, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham Unilever Indonesia tengah ditimpa fase downtrend. Secara teknikal, ia menyebut penurunan UNVR bahkan sudah terjadi sejak Januari 2018.

"Hal tersebut dapat dicermati dari pendapatan dan laba bersih yang cenderung stagnan selama beberapa tahun ini. Namun, pada laporan keuangan terakhir UNVR berhasil membawa peningkatan margin yang ditopang oleh penurunan harga komoditas," komentarnya.

Menurutnya, perusahaan juga tak mampu mengimbangi para kompetitor. Herditya menganggap produk UNVR kalah saing dari berbagai aspek, termasuk soal harga.