Jamiluddin Ritonga: Capres Tak Perlu Berebut Endorse Jokowi

Jamiluddin Ritonga: Capres Tak Perlu Berebut Endorse Jokowi

RIAUMANDIRI.CO - Survei Litbang Kompas terbaru memperlihatkan hanya 18,1 persen responden yang bakal memilih sosok calon presiden (capres) yang diendorse oleh Presiden Joko Widodo.

Persentase tersebut jauh lebih sedikit dengan responden (32,6 persen) yang memastikan tidak akan memilih siapa pun capres yang direkomendasikan oleh Jokowi.

"Temuan Litbang Kompas itu tidak jauh berbeda dengan hasil survei sebelumnya. Hanya sedikit responden yang akan mengikuti capres yang di endorse Jokowi," kata pengamat komunikasi politik M Jamiluddin Ritonga kepada media ini, Jumat (25/8/2023).

Karena itu, Jamil menilai aneh bila Ganjar Pranowo dan Prabowo Subiakto terkesan berlomba-lomba untuk memperoleh endorse Jokowi.

:Ganjar dan Prabowo seolah pamer dan bangga bila dekat dengan Jokowi. Kedekatan itu lalu dimaknai sudah mendapat endorse dari Jokowi," kata Jamil.

Dua kubu pengusungnya dinilai Jamil juga terkesan saling mengklaim capresnya di endorse Jokowi. Padahal endorse Jokowi tidak berpengaruh signifikan terhadap elektabilitas capres yang diusung.

"Kalau terus berharap di endorse Jokowi, maka Ganjar dan Prabowo akan dinilai calon pemimpin pengekor. Pemimpin seperti ini tentu tak layak memimpin Indonesia ke depan," kata Jamil.

Sebab, dalam situasi nasional dan global yang terus dalam ketidakpastian, lanjut Jamil, tentu berbahaya bila Indonesia dipimpin sosok pengekor.

"Indonesia dalam situasi demikian justru membutuhkan pemimpin yang mandiri dan kreatif, sehingga ia akan lebih adaptif dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa dan negara," jelasnya.

Jadi, menurut Jamil, partai pengusung lebih baik memperlihatkan kapasitas dan kemandirian capresnya daripada seolah mengemis mendapat endorse Jokowi.

"Hal itu akan dapat menciptakan kesan capresnya bukan kaleng-kaleng, tapi sosok yang handal yang kapasitasnya jauh melampaui Jokowi," tutupnya. (*)