Tito Apresiasi Langkah Kepala Daerah Kendalikan Inflasi

Tito Apresiasi Langkah Kepala Daerah Kendalikan Inflasi

 RIAUMANDIRI.CO- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi bersama Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia. Rakor tersebut dilaksanakan membahas langkah konkret pengendalian inflasi.

Turut hadir secara langsung Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar di gedung Sasana Bhakti Praja. Secara virtual turut hadir Asisten II Setdaprov Riau, M. Job Kurniawan beserta jajaran Forkopimda Provinsi Riau di Riau Command Center, Rabu (3/5/2023). 

Mendagri Tito Karnavian sampaikan secara year on year (y-on-y) terjadi penurunan inflasi dari 4,97 persen menjadi 4,33 persen. Dengan hasil ini , menjadikan indonesia menempati posisi 145 dari 186 negara.


Lalu, berdasarkan tingkat inflasi negara G20 per Maret 2023, Indonesia berada di posisi 8 dari 20 negara G20.

Untuk di tingkat Asean, ucap Tito, Indonesia berada di posisi 6 dari 11 negara Asean, diatas Indonesia ada Brunei diposisi pertama dengan angka 1,2 persen, Kamboja 2,2 persen, Vietnam 2,81 persen, Thailand 2,83 persen, dan Malaysia, 3,4 persen.

"Sebagai negara konsumen dan produsen, kita juga harus memikirkan nasib produsen sehingga penurunannya tidak boleh terlalu drop signifikan. Tapi harus bertahap sehingga tercapainya titik keseimbangan harga yang mampu dicapai konsumen juga menguntungkan produsen," jelasnya.

"Hasil ini relatif terkendali, artinya masyarakat masih bisa menjangkau dan ketersediaan barang kita memenuhi. Sehingga saat lebaran idul fitri tidak terjadinya lonjakan yang membuat masyarakat punic buying," imbuhnya.

Dijelaskan dia, Berdasarkan data dari BPS pada 2 Mei 2023 secara (y-on-y) inflasi tertinggi tingkat provinsi berada di Maluku Utara dengan angka 5,63 persen.

"Dan untuk inflasi terendah di Provinsi Sulawesi barat dengan angka 2,96 persen," terangnya.

Kemudian, Tito sampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh pihak dalam pengendalian inflasi, sehingga sepanjang bulan Ramadan hingga lebaran tidak ada gejolak harga yang berarti di lapangan.

"Ini artinya kita sudah bekerja keras untuk mengendalikan inflasi dan segala macam faktor-faktor penyebabnya. Kerja keras ini adalah sinergi untuk kita semua dan semoga  mampu kita pertahankan," pungkasnya.