Gepeng Menjamur, Pengamat: Jangan Hanya Dirazia tapi Cari Solusi

Gepeng Menjamur, Pengamat: Jangan Hanya Dirazia tapi Cari Solusi

RIaumandiri.co- Keberadaan Gelandangan dan Pengemis di Kota Pekanbaru semakin marak bak jamur di musim hujan dan membuat resah masyarakat.

Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik Universitas Islam Riau, Moris Adidi Yogia, mengatakan, dalam persoalan tersebut pemerintah harus segera menindaklanjutinya. Dengan cara mencarikan solusi bukan hanya dengan razia.

Menurutnya, fenomena Gepeng dan pengemis merupakan problematika sebuah kota tumbuh yang mulai memperlihatkan geliat ekonomi. Sehingga menarik berbagai strata masyarakat untuk hadir di dalamnya, mulai dari yang berbekal keahlian hingga yang hanya bermodalkan keberuntungan.


Kehadiran pengemis itu bisa mengganggu aktivitas masyarakat karena kelompoknya bisa bertambah dengan pesat. Sebab, mereka beranggapan semakin besar penduduk di suatu wilayah maka akan semakin besar pendapatan yang didapatkan dari aktivitas yang dijalankan Gepeng tersebut.

“Nah gelandangan dan pengemis menjadi kelompok masyarakat yg berharap sisi pendapatan dari geliat ekonomi dari pertumbuhan sebuah kota tersebut, hal ini tidak hanya terjadi di Pekanbaru tapi di seluruh dunia, akan menjadi meresahkan bila sudah mengganggu tatanan di suatu wilayah,”ujarnya, Rabu, (8/2).

Sebagai pemimpin masyarakat, pemerintah harus memberikan solusi bagi ketertiban kota. Seperti membuat kebijakan dengan melarang aktivitas apapun yang dilakukan pengemis di persimpangan dan jalan raya.

“Banyak aspek yang menjadi latar belakangnya, namun pemerintah harus memberikan solusi bagi ketertiban kota, bukan hanya sekedar melakukan razia,”ulangnya.

Gepeng dan anak jalanan menjadi PR pemerintah selama kesadaran masyarakat untuk tidak memberi kepada mereka belum dilakukan secara masif dan terencana.

" Jadi pemerintah harus lebih menegaskan, bila masyarakat memiliki empati membantu orang lain, maka ada badan resmi pemerintah seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) atau yayasan yang dinaungi dinas sosial,”tutupnya.(CR01)