Basko: MK-FB Terkuat Pimpin Sumbar

Basko: MK-FB Terkuat Pimpin Sumbar

PADANG (HR)-Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau, H Basrizal Koto menilai, Muslim Kasim (MK) jika berpasangan dengan Fauzi Bahar (FB) akan menjadi kandidat terkuat memimpin Sumatera Barat periode 2015-2020.

“Seperti yang diekspos oleh berbagai lembaga survei sebelumnya, MK adalah calon terkuat yang bisa mengalahkan IP (Irwan Prayitno). Dipasangkan dengan Shadiq atau calon lain, MK kuat. Apalagi kalau dipasangkan dengan FB, peluang pasangan ini untuk menang, sangat besar,” kata Basrizal Koto di Padang, Jumat (1/5).

Basko, panggilan akrab Basrizal Koto, tergerak menanggapi dinamika pemilihan Gubernur Sumbar sekarang ini, karena waktu Pilkada 2010 lalu, dia bersama sejumlah tokoh Sumbar pernah ‘menjodohkan’ Muslim Kasim dengan Fauzi Bahar di Hotel Mulia, Jakarta. Waktu itu FB sebagai calon gubernur dan MK sebagai cawagub.  

“Awalnya sudah deal, tapi menjelang mendaftar ke KPU, Fauzi karena sesuatu pertimbangan, akhirnya memilih berpasangan dengan calon lain.

Di detik-detik terakhir itulah, kami mengontak Irwan Prayitno dan menawarkan untuk maju sebagai cagub periode 2010-2015 berpasangan dengan MK. Seperti diketahui, pasangan IP-MK akhirnya menang,” kata Basko.

Menurut Basko, kekuatan MK itu, selain berpengalaman dan sudah teruji sebagai pemimpin, adalah kemampuannya membangun komunikasi dengan seluruh kalangan, baik di daerah maupun yang di rantau.

“Pak Muslim itu orangnya hangat dan mau mendengar. Beliau bisa diterima semua orang. Kalau  masyarakat Padang Pariaman, saya yakin, Insya Allah, pasti bulat suaranya untuk Pak Muslim,” ujar Basko.

Sementara kelebihan Fauzi Bahar yang diamati Basko adalah semangat dan daya juangnya yang tinggi. Dia tipe pemimpin yang total dan tidak mau setengah-setengah. Jika MK-FB berpasangan, dua kekuatan terbaik mereka, menurut Basko akan berpadu dan bisa menjadi energi untuk menggerakkan Sumbar yang jauh lebih baik ke depan.

Masih Dinamis
Bagi sebagian kalangan, dinamika perpolitikan Sumbar menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) Sumbar atau  pemilihan gubernur (pilgub) Sumbar 9 Desember 2015, semakin menarik dicermati. Tidak hanya langkah dan pergerakkan kandidat yang diamati, geliat di internal partai yang akan memutuskan siapa jagoan yang bakal diusung, juga tak lepas dari perhatian.

Sejumlah hasil lembaga survei dan pengamat, sampai sekarang menyimpulkan, situasi perpolitikan masih dinamis, cair dan belum ada yang final. Baik itu tentang siapa dan jumlah kandidat yang akan tampil, maupun komposisi pasangan dan peluang dari masing-masing calon.

Calon yang muncul ke publik, baik dengan tampil di baliho maupun di media massa antara lain sang petahana Irwan Prayitno (IP), Muslim Kasim (MK), Shadiq Pasadigoe (SP), Fauzi Bahar (FB), Epiyardi Asda (EP), Nasrul Abit (NA), Syamsu Rahim (SR), Hendra Irwan Rahim (HIR), Mulyadi (M), Baharuddin (B) dan Taslim (T).

Bupati Pessel dua periode Nasrul Abit dan  Bupati Pasaman Barat Baharuddin, secara terbuka ke publik mengungkapkan, target mereka adalah untuk menjadi Sumbar 2 alias wakil gubernur. Sementara calon yang lain di luar incumbent IP dan MK, masih mengukur dan menghitung-hitung posisi dan peluang.    

Spektrum Politika, sebuah lembaga survei pernah merilis, bahwa dari sejumlah nama kandidat calon gubernur atau calon wakil gubernur Sumbar yang muncul hingga saat ini seperti Irwan Prayitno (IP), Muslim Kasim (MK), Fauzi Bahar (FB), Shadiq Pasadigoe (SP) dan lainnya, semuanya berpeluang untuk menang.      

“Masing-masing calon punya kelebihan, dan semua mereka punya peluang untuk menang, dengan syarat, mereka bekerja maksimal,” kata Asrinaldi, pengamat politik yang juga peneliti Spektrum Politika.

Dari hasil simulasi elektabilitas calon Gubernur Sumbar yang dirilis Spektrum Politika, posisi IP masih teratas lalu diikuti MK, SP dan FB. Hasil survei yang menggunakan metodologi multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 12 kabupaten/kota se-Sumbar itu, juga terungkap, bahwa MK adalah kandidat paling berpotensi mengalahkan IP.

Kepada Haluan, Asrinaldi waktu itu mengatakan, pada prinsipnya survei merupakan proses identifikasi dan pemetaan dari persepsi masyarakat terhadap bakal calon, sekaligus mengakomodasi berbagai harapan dan aspirasi mereka terhadap pemimpin Sumbar ke depan.   

“Hasil berupa angka-angka yang dirilis setiap lembaga survei itu bersifat dinamis. Apapun hasilnya, setidaknya bisa menjadi pedoman bagi masing-masing calon. Namun di sisi lain, para kandidat juga harus tetap mewaspadainya. Karena bisa saja lembaga dan hasil survey yang dirilisnya, adalah setingan dari calon tertentu,” kata Asrinaldi. (h/rk/yan)