Ancaman Abrasi Kian Laju, Pemprov Riau Minta Bantuan Pusat

Ancaman Abrasi Kian Laju, Pemprov Riau Minta Bantuan Pusat

RIAUMANDIRI.CO- Abrasi terus mengancam Tiga pulau terluar di Provinsi Riau yakni Bengkalis, Rangsang dan Rupat setiap tahunnya. Hantaman gelombang laut, pertahanan hutan mangrove minim dan alih fungsi lahan mendorong laju abrasi semakin meningkat.

Terbaru  di Pulau Bengkalis, tepatnya di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis terjadi abrasi akibat gelombang laut Selat Malaka.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berharap Pemerintah Pusat segera melakukan penanganan abrasi di tiga pulau tersebut. Sebab persoalan tersebut telah dibahas lintas kementerian/lembaga.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Mamun Murod mengatakan, jika persoalan abarsi di Pulau Bengkalis, termasuk Pulau Rangsang dan Rupat sudah dibahas banyak tujuh kali antara Pemprov Riau, Pemkab Bengkalis dan Kepulauan Meranti bersama Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

"Karena persoalan ini menjadi kewenangan Kemenko Kemaritiman. Informasi terakhir dalam rapat itu, memang untuk penanganan abrasi di tiga pulau itu akan dibantu melalui bantuan dana dari Inggris. Tetapi bantuan itu sampai saat ini belum cair juga," kata Murod seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Riau pada Senin (12/12/2022).

Sejauh ini, Murod mengakui, memang sudah ada penanganan abrasi di tiga pulau tersebut yang dilakukan pemerintah pusat dengan membangun pemecah gelombang.

"Tapi per tahunnya itu pemecah gelombang yang dibangun itu sangat kecil sekali. Kalau tak salah dalam setahun itu hanya 1-2 kilometer (Km). Sementara abrasi yang terjadi di tiga pulau itu sudah mencapai 167 Km. Kalau 2 Km setahun, berarti membutuhkan 80 tahun untuk membangun pemecah ombak itu," terangnya.

Karena itu, menurut Murod, harus ada langkah yang serius pemerintah dalam penanganan abrasi. Sebab tiga pulau ini  terkait batas negara Indonesia yang terancam abrasi.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), hasil overlay garis pantai menunjukkan, sebagian besar abrasi terjadi di pantai utara Pulau Bengkalis. Paling parah di bagian barat diikuti bagian selatan.

Laju abrasi dari 1988-2004, pada level 30-40 hektar rata-rata per tahun. Sejak 2004 ke atas, laju abrasi naik lebih dua kali lipat rata-rata per tahun. Pulau Rangsang juga akresi atau sedimentasi di bagian barat pulau.

Meski tak selaju abrasi, akresi di Pulau Rangsang selama 24 tahun merujuk hasil overlay Sigit, hanya 243,53 hektar atau rata-rata 10,29 hektar per tahun. Artinya, pengurangan daratan Pulau Rangsang sejak 1990-2014 seluas 854 hektar atau 36,08 hektar rata-rata per tahun.(riz)