Harga CPO Naik Tipis, Akankah ke depannya Kembali Melemah?

 Harga CPO Naik Tipis, Akankah ke depannya Kembali Melemah?

RIUAMANDIRI.CO - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis pada perdagangan pekan ini. Namun, beberapa analis memprediksikan harga CPO akan melemah ke depannya. Apa penyebabnya?

Melansir Refinitiv, pada Jumat (14/10/2022) harga CPO berakhir di MYR 3.866/ton, melesat 5,48% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga CPO menguat tipis 0,76% secara point-to-point/ptp.

Kenaikan harga dipicu oleh terkoreksinya ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Di sepanjang pekan ini, ringgit Malaysia melemah tajam 1,12% di hadapan si greenback, sehingga membuat harga CPO menjadi lebih murah untuk pembeli yang memegang mata uang lainnya.


Meski begitu, kenaikan harga CPO terbatas karena masih terbebani oleh katalis negatif yang menyelimuti pasar keuangan global, sehingga permintaan akan komoditas sedikit berkurang. Akibatnya, persediaan CPO Malaysia lebih banyak jika dibandingkan dengan ekspornya.

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan bahwa persediaan CPO Malaysia pada akhir September 2022 naik 10,5% dari bulan sebelumnya menjadi 2,32 juta ton dan menjadi posisi tertinggi dalam hampir tiga tahun. Sementara Surveyor Kargo Intertek Testing Services mengumumkan ekspor CPO Malaysia pada periode 1-10 Oktober 2022, turun 17,3% dari periode yang sama pada bulan sebelumnya.

"Ringgit yang terus terdepresiasi ke level terendah 24 tahun selama tiga bulan beruntun terhadap dolar AS karena kenaikan suku bunga, tidak cukup untuk menarik permintaan ekspor yang lebih tinggi," tutur Pendiri Palm Oil Analytics (POA) Sathia Varqa dikutip Reuters.

"Meningkatnya pasokan dan meningkatnya faktor makro negatif, termasuk kenaikan inflasi dan suku bunga, kian menekan harga," tambahnya.

Lantas, bagaimana prediksi harga CPO ke depannya?

Beberapa analis terkemuka dunia telah memprediksikan bahwa harga CPO akan melemah. Salah satu konsultan komoditas LMC International memproyeksikan jika harga CPO akan diperdagangkan di kisaran 3.200-3.500/ton pada tahun depan.

"Lonjakan ekspor dari Indonesia, seiring pulihnya panen dan berkurangnya hambatan, menyebabkan stok Malaysia meningkat, tulis LMC International dalam analisanya.

"Harga akan terus turun menjadi sekitar 3.200 ringgit pada kuartal pertama 2023, dan tetap di bawah 3.500 ringgit hingga paruh kedua tahun itu," tambahnya.

Sedangkan, laporan prospek ekonomi Malaysia memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan di sekitar level MYR 4.300/ton (US$928,93/ton) pada 2023, turun dari prediksi tahun ini di MYR 5.000/ton.

Penurunan prediksi tersebut karena Departemen Meteorologi Malaysia memproyeksikan adanya hujan lebat mulai Oktober 2022 dan seterusnya, sehingga ada kekhawatiran bahwa musim muson akan terjadi pada akhir tahun dan mengganggu produksi CPO Malaysia.






Tags Ekonomi