17 WNI Dipastikan Selamat

Korban Tewas Gempa Nepal Lebih 2.000 Orang

Korban Tewas Gempa Nepal Lebih 2.000 Orang

KATHMANDU (HR)-Korban jiwa yang ditimbulkan gempa berkekuatan 7,9 skala Richter di Nepal, Sabtu akhir pekan kemarin, terus bertambah. Saat ini, jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 2.263 orang. Sedangkan korban luka-luka mencapai 5.838 orang.

Seperti diberitakan AFP, Minggu (26/4), korban gempa tidak hanya berasal dari Nepal, namun ada juga dari beberapa negara tetangga seperti India sebanyak 60 orang dan Tibet sebanyak 17 orang.

Menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal, Laxmi Prasad Dhakal, tim-tim penyelamat dari berbagai negara masih berupaya keras untuk menemukan warga yang masih hidup di balik reruntuhan bangunan, baik di ibukota Nepal Kathmandu maupun kota-kota di sekitarnya.

"Tragisnya, semakin banyak mayat yang diangkat dari reruntuhan gedung setiap jam.
Komunikasi terputus di berbagai wilayah. Kerusakan yang luas, reruntuhan bangunan, dan tanah longsor menghalangi akses untuk mengirim bantuan ke banyak desa," demikian pernyataan Palang Merah Australia.

Menurut Mike Bruce dari lembaga bantuan Plan International, banyak wilayah, baik di pedesaan maupun kota, dilanda tanah longsor sehingga jalan-jalan terputus. Meskipun jaringan telepon seluler sudah bisa beroperasi kembali pada Minggu siang, daya jangkuannya masih sporadis.

"Warga tidur dan memasak di jalan-jalan. Di sini kita bicara tentang area yang sangat-sangat miskin di Nepal, area yang sangat menderita," ujar Bruce.

Sementara itu, sekitar 100 pendaki diperkirakan terjebak di base camp 1 dan 1 di Puncak Everest setelah Nepal diguncang gempa berkekuatan 7.9 SR. Para pendaki itu selamat setelah terjadi longsor salju usai gempa.

Presiden Nepal Mountaineering Association (NMA), Ang Tshering Sherpa, mengatakan, akan sulit melakukan evakuasi kepada para pendaki karena jalur kembali ke basecamp telah tertutup akibat longsoran salju.

Dia menyebut longsoran salju sempat menghantam sebagian basecamp. Sementara itu, salah seorang pemandu, Shinji Tamura mengatakan sekitar 40 orang terluka akibat longsoran salju yang disebabkan oleh gempa yang mengguncang Nepal kemarin. "Tidak ada yang tahu berapa banyak yang hilang," kata Shinji.

17 WNI Selamat
Dari Jakarta, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengidentifikasi terdapat sekitar 34 WNI berada di Nepal pada saat gempa terjadi. 17 Di antaranya dinyatakan selamat. Ketika gempa terjadi, mereka sedang berada di ibukota Nepal, Kathmandu.

"Kita tidak memiliki KBRI di Nepal sehingga upaya penanganan ditangani KBRI di Dhaka, Bangladesh, melalui Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu," ujar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, melalui rilisnya Minggu kemarin.

Lebih lanjut, Lalu memberikan rincian, dari total 34 tersebut, sebanyak 18 orang WNI menetap di Nepal. Sedangkan mereka yang berstatus kunjungan ada 16 orang, termasuk yang sedang melakukan pendakian di Gunung Everest.

Sejauh ini 17 WNI diketahui dalam kondisi selamat. Sementara sisanya masih akan terus dilakukan upaya pencarian. Terkait dengan hal ini, Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Nepal.

Hingga Minggu kemarin, tiga pendaki gunung Indonesia asal Bandung yang tengah berada di Nepal, belum berhasil dikontak. Pihak keluarga maupun Taruna Hiking Club masih berusaha mencari informasi dari Nepal. Ketiga pendaki itu adalah Jerun Hehuwat (39), Kadek Andana (26) dan Alma Parahita (32). Mereka masih berada di Nepal gempa terjadi.
"Belum ada informasi dari sana. Komunikasi belum jalan. Saat ini kita cumma bisa bersabar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya," ujar Ketua Taruna Hiking Club, Grahito Handaru.

Dari jadwal yang telah disusun, saat kontak terakhir mereka berada di Langtang Village untuk persiapan proses acclimatization. Tiga pendaki tersebut, keesokan harinya dijadwalkan akan jalan ke Khyangin Gompa.
"Perjalanan ini sudah direncanakan sejak setahun lalu. Rencananya mereka akan di puncak selama delapan hari," ucapnya.


Paling Aktif
Nepal sendiri diketahui sebagai negara yang kerap dilanda gempa. Kawasan itu dikenal sebagai salah satu daerah seismik paling aktif di dunia. Gunung-gunung tinggi yang ada di Nepal, termasuk Himalaya, merupakan konsekuensi dari lempeng tektonik India yang berada di Asia Tengah (lempeng tektonik Eurasia). Kedua lempeng besar tersebut bergerak sekitar 4-5cm per tahun. Pendakian ke atas Everest dan gunung-gunung kembarnya umum disertai dengan berbagai tremor.

David Rothery, seorang profesor geosains planet di Universitas Terbuka Inggris berkomentar, Pegunungan Himalaya sedang didorong ke atas lempeng India, dan ada dua atau tiga kesalahan dorongan, pada dasarnya. "Beberapa kesalahan yang sangat lembut inilah yang sebenarnya terjadi. Korban dilaporkan di Kathmandu, tapi kami sekarang menunggu untuk melihat seberapa luas kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa tesebut," ujarnya. (bbs, dtc, kom, ral, sis)