Massa Protes Penembakan 4 Laskar FPI: Sila Kedua Pancasila Hampir Hilang

Senin, 14 Desember 2020 - 17:56 WIB

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Puluhan massa dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat menggelar aksi doa dan salat ghoib bersama di depan Mapolres Kuningan, Senin (14/12/2020).

Kedatangan mereka itu tidak lain untuk memprotes peristiwa penembakan 6 Laskar FPI di Tol Cikampek KM 50 dan penahanan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Dalam aksi itu massa yang datang membawa sejumlah poster yang berisi tuntutan seperti di antaranya meminta Habib Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat serta seruan protes 6 Laskar FPI bukanlah perampok.

"Ini salah satu bentuk protes terkait terjadinya ketidakadilan dan kebrutalan aparat yang telah membunuh laskar FPI. Ini salah satu bentuk kecintaan kita terhadap NKRI dan Pancasila karena hampir hilang sila kedua," tegas Lukman salah seorang perwakilan massa saat diwawancarai wartawan.

Pada kesempatan itu Lukman meminta Komnas HAM agar membentuk tim pencari fakta untuk mengusut tuntas peristiwa penembakan di Tol Cikampek KM 50.

"Kita minta Komnas HAM membentuk tim pencari fakta dan mengusut tuntas sehingga ketahuan mana yang benar-benar salah. Mereka itu bukan perampok bukan koruptor bukan penjahat, mereka orang yang tidak bersalah," tegasnya.

Selain itu massa yang datang ke Mapolres Kuningan juga menuntut Imam Besar FPI yakni Habib Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat. Sebab pasal yang menjerat Habib Rizieq Shihab dianggap tidak adil.

"Kita juga ingin Imam Besar Habib Rizieq Shihab dibebaskan tanpa syarat karena pasal yang dijerat itu tidak adil. Kalau dilihat kerumunan itu banyak contohnya aksi ini juga kerumunan harusnya juga diproses," tegasnya.

Lukman menambahkan aksi yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat hari ini adalah aksi permulaan. Ia tidak menutup kemungkinan akan ada aksi serupa dengan jumlah massa yang jauh lebih banyak.

"Insha Allah ini baru permulaan mungkin besok atau lusa akan ada aksi lagi dengan massa yang lebih banyak," tandasnya.

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler