Pangeran Arab Saudi Kunjungi Wisata Mandeh

Senin, 06 Maret 2017 - 07:41 WIB
Pulau Cubadak, salah satu kawasan Wisata Mandeh yang mengundang minat investasi dari Arab Saudi.

JAKARTA (riaumandiri.co)-Panorama alam yang indah di Sumatera Barat, ternyata menarik minat Arab Saudi untuk berinvestasi. Hal itu pula yang membuat salah seorang pangeran Aran Saudi, secara diam-diam memisahkan diri dari rombongan Raja Salman, yang kini tengah berlibur di Bali.
 
Sang Pangeran disebut mengunjungi kawasan wisata Pulau Mandeh, yang berada di Pesisir Selatan, Sumatera Barat. "Ya, sedang proses, pangeran-pangeran (Arab Saudi) ada yang ke sana, ke Sumatera Barat," kata Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden Kedeputian Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Agustinus Eko Rahardjo, akhir pekan kemarin di Jakarta.

Agustinus tidak menjelaskan nama pangeran Arab Saudi yang sudah ke Sumatera Barat dan kapan keberangkatannya ke provinsi tetangga tersebut.

Arab Saudi diketahui tertarik berinvestasi di sektor pariwisata di Sumatera Barat. Pantai Mandeh di Sumatera Barat dipersiapkan menampung investasi dari Arab Saudi tersebut.

Pria yang akrab disapa Jojo ini mengungkapkan, lokasi itu memang tak termasuk sepuluh destinasi wisata yang tengah dipersiapkan pemerintah, tapi potensi pariwisata di sana luar biasa. Dia menyebut Pantai Mandeh seperti Raja Ampat yang berada di Sumatera.
Mengenai detail investasi ini akan dibicarakan lebih lanjut oleh Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah Sumatera Barat dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Selain itu, Jojo menjelaskan Sumatera Barat sebagai daerah dengan penduduk yang mayoritas muslim, membuat pihak Arab Saudi merasakan ada perasaan khusus dengan daerah itu. "Sumbar mayoritas muslim, mereka ada feel khusus," tambahnya.

Senada dengan Jojo, ekonom dari Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati, mengatakan Sumatera Barat secara kultural, lebih dekat dengan Arab Saudi. Jika realisasi investasi di Pantai Mandeh terlaksana, Nina menyatakan para keluarga Raja Salman mungkin tak perlu ke pantai di Prancis untuk berlibur.

Meski begitu, Nina melihat kedekatan kultural yang sudah dibangun ini harus bisa sampai di level investasi ekonomi. "Karena itu, memenangkan kepercayaan Arab Saudi itu penting," ujar Nina.

Disambut Hangat
Sementara itu dari Bali, seluruh rumah ibadah umat beragama di Bali, mulai dari pura, vihara, gereja, hingga masjid menyambut kedatangan Raja Salman bin Abdul Azis Alsaud. Hal ini seperti terlihat di Kompleks Puja Mandala Bali yang berlokasi di Nusa Dua, Badung.

Puja Mandala Bali merupakan simbol kebinekaan Indonesia. Seluruh rumah ibadah sengaja dibangun berjejer di kompleks ini, mulai dari Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Mari Bunda Segala Bangsa, Gereka Protestan GKPB Jemaat Bukit Doa, Pura Jagatnatha, dan Vihara Buddha Guna.

Spanduk yang bertuliskan ucapan selamat datang dalam bahasa Arab tersebut dipersembahkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali. Spanduk tepat terpasang di depan Masjid Agung Ibnu Batutah.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan seluruh tokoh agama di Bali menyambut Raja Salman dengan suka cita. Raja Salman menurutnya sangat menghormati dan menghargai toleransi umat beragama di Pulau Dewata. "Salah satu keunikan Bali adalah toleransi hidup beragamanya," kata Ida Pengelingsir Agung, Minggu kemarin.

Hal ini pula yang menjadikan Bali sebagai salah satu lokasi yang dinilai kondusif untuk menggelar berbagai acara nasional dan internasional, serta menyambut wisatawan domestik dan mancanegara. Beberapa pengunjung yang datang ke Puja Mandala Bali menyempatkan diri  berfoto di depan spanduk bergambar wajah Raja Salman tersebut.

Masjid Ibnu Batutah dibangun pada 1994 dan diresmikan tiga tahun setelahnya. Masjid dan empat tempat ibadah umat beragama ini berdiri atas bantuan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC). (grc, rol, ral, sis)

Editor:

Terkini

Terpopuler