Riaumandiri.co - Mindfulness dalam pola makan kini dianggap lebih dari sekadar tren; ia merupakan pendekatan makan sadar yang menuntun individu untuk mengenali kebutuhan tubuh, mengendalikan kebiasaan konsumsi, dan memelihara kesehatan jangka panjang. Di balik istilah ini, terdapat landasan ilmiah mengenai hubungan erat antara pola makan harian dengan risiko obesitas, hipertensi, serta kerusakan ginjal—masalah kesehatan yang sering terabaikan di masyarakat.
Nutrisionis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Yudhi Adrianto, S.Gz, S.E, MKM, AIFO, menjelaskan bahwa mindfulness diet—atau “diet cerdas”—menyatukan gizi seimbang, kebiasaan hidup bersih, serta kesadaran akan keberlanjutan pangan. Ia menegaskan bahwa diet bukan sekadar pembatasan, melainkan panduan makan sesuai kebutuhan tubuh dan kondisi klinis yang spesifik.
“Diet adalah aturan untuk mengontrol pola makan, bukan sekadar mengurangi,” ucap Yudhi Adrianto.
“Mindfulness itu makan dengan sadar, bukan asal kenyang,” tutur Yudhi.
“Pola makan tinggi energi, tinggi gula, garam, dan lemak, tetapi rendah serat, membuat tubuh menyimpan kelebihan energi sebagai lemak. Lama-lama terjadi obesitas,” kata Yudhi.
“Kalau sehari makan mi dua kali, natriumnya saja sudah melebihi kebutuhan harian,” ucap Yudhi.
Kebiasaan konsumsi makanan ultraprocessed, yang seringkali mengandung natrium berlebih—contohnya mi instan dengan 800 mg per porsi—memaksa ginjal bekerja lebih keras dalam menetralkan cairan berlebih, sehingga meningkatkan beban sistem kardiovaskular. Di sisi lain, diet tinggi serat terbukti mampu menurunkan risiko obesitas dan memelihara fungsi ginjal, sementara pola makan rendah garam dapat mengurangi tekanan darah tinggi.
Yudhi mengajak masyarakat untuk lebih cermat membaca label gizi sebelum membeli produk makanan. Ia menekankan pentingnya memahami komposisi nutrisi, kadar natrium, serta proporsi karbohidrat, lemak, dan serat. Praktik ini menjadi kunci dalam menciptakan pola makan yang tidak hanya seimbang secara mikro, tetapi juga mendukung kesehatan organ vital seperti ginjal.
Menutup narasi ini, para ahli menegaskan bahwa menerapkan mindfulness diet secara konsisten dapat mengurangi risiko obesitas, hipertensi, dan komplikasi ginjal. Selain itu, pola makan seperti DASH—yang menekankan konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian—telah terbukti secara ilmiah membantu menurunkan tekanan darah tinggi secara alami. Adopsi gaya hidup ini, dipadukan dengan pemahaman gizi yang mendalam, menawarkan harapan baru bagi upaya preventif dan manajemen kesehatan jangka panjang.(MG/FRA)