Riaumandiri.co - Suasana duka menyelimuti Kawasan Tugu Perjuangan mengenang kematian seorang anak bernama Kristhopel akibat pembullyan yang terjadi di Kabupaten Inhu, Selasa (26/8) malam.
Dengan membawa lilin serta replika mayat dan bunga kamboja, ratusan orang berkumpul berdoa bersama dan mendukung agar kasus Kristophel kembali dibuka.
Pihak keluarga tak kuasa menahan tangis dan kekecewaannya akibat proses hukum pelaku terhadap anaknya dihentikan.
"Saya selaku pihak keluarga menyampaikan ungkapan terima kasih dan juga disini hadir ayahanda tercinta almarhum Kristophel yakni bapak Kris, yang kedua istri beliau mereka sengaja datang dari Inhu karena kami merasa kepedulian bapak ibu yang sungguh luar biasa atas persoalan bullying yang kami alami melalui anak kami," ujar Perwakilan Keluarga, Viator Butar Butar
Pihak keluarga juga heran sekaligus mempertanyakan kasus ini mengapa dihentikan pihak kepolisian. "Kami ingin anak kami mendapatkan keadilan, karena sampai hari ini sungguh bersedih, perkara sudah jelas-jelas pidananya, tapi diberhentikan penyelidikannya, kami heran kenapa sampai di Polda akhirnya diberhentikan," ujarnya.
Sang Ibu Kristophel , Siska berlinang air mata tak kuasa menahan tangis merasakan kehilangan amat dalam. Ia menyampaikan bahwa anaknya ingin pintar bukan dihajar di sekolah.
"Hati seorang ibu terkoyak koyak, bagaimana rasanya tiga bulan kehilangan anak pertama saya, bakal sampai saat ini tidak mendapatkan apa apa, saya sangat kecewa dengan hukum di negeri ini," katanya penuh haru.
"Kok bisa kasus anak saya ditutup, tolong didengarkan jeritan hati seorang ibu, anak saya untuk pintar, bukan untuk dihajar di sekolah, saya capek menanggung tiga bulan hati saya, saya capek," ungkapnya.
Sementara itu, Perwakilan Gubernur Riau, Kesekretariatan Biro Kesra, Rudy Hartono menyampaikan Pemerintah Provinsi Riau turut berbela sungkawa atas berpulang anak bernama Kristophel.
"Kami dari Pemprov Riau turut berbela sungkawa atas berpulangnya ananda Kristophel, dan hari ini sudah 90 hari. Kami merasakan sedihnya apa yang dirasakan kedua orangtua dan simpatisan," sebutnya.
Dikatakannya Pemprov Riau melalui dinas terkait nantinya berusaha untuk berkoordinasi terkait OPD terkait. "Kami juga punya anak. Masalah ini bisa saja terjadi pada semua orang, oleh sebab itu Pemprov Riau melalui dinas terkait terus berusaha berkoordinasi dengan Pemda setempat," katanya.