Stan Pameran Sekolah Agama

Ramai Dikunjungi Warga

Ramai Dikunjungi Warga

PASIR PENGARAIAN (HR)-Sejak dibuka Bupati Rokan Hulu, Achmad, Rabu (8/4) lalu, stan pameran sekolah agama dan ponpes banyak dikunjungi masyarakat. Warga berbondong-bondong ke stan tersebut untuk menyaktikan hasil kreativitas para santri yang dipajang di masing-masing stan.

Di arena MTQ ke-15 Rohul ini terdapat 16 stan sekolah agama, 15 stand pondok pesantren dan 19 stan umum. Stan ini dibangun di purna MTQ Rantau Baih.

Masing-masing stand memajang beberapa hasil kreativitasnya mulai dari karya kaligrafi, karya tulis, hingga pemanfaatan tempurung menjadi cuka dan formalin (pengawet makanan) tanpa menggunakan zat kimia sebagai bahan campuran. Sesuai rencana pameran sekolah agama dan umum ini akan berlangsung selama 6 hari.

Alimin, salah seorang pimpinan Pondok Pesantren Yapita Tambusai, Jumat (10/4) menyampaikan pembuatan formalin dari bahan baku tempurung sebenarnya tidak sulit.

 Untuk menghasilkan 8 kilogram cuka hanya membutuhkan sekitar 24 kilo gram tempurung. Kemudian cuka yang dihasilkan dari tempurung kemudian disuling menjadi formalin.

“Jadi untuk membuat formalin ada beberapa tahapan yang dilalui. Yang pertama tempurung dibakar untuk menghasilkan cuka. Setelah itu cuka yang dihasilkan kemudian disuling. Setelah itu baru menghasilkan formalin. Penelitian pembuatan formalin ini sudah berlangsung dan saat ini cuka dan formalin sudah mulai diproduksi para santri,”terang Alimin.

Di tempat terpisah Kemenag Rohul, Ahmad Supardi, mengatakan pondok pesantren dan madrasah saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi.

Karena potensi penelitian dan pengembangan dalam hal kauniah (alam semesta yang dilakukan belum tentu dapat dilakukan sekolah umum. Hal ini bisa dibuktikan dengan hasil kreativitas ditampilkan pondok pesantren dan madrasah kali ini.  

Oleh sebab itu Kemenag Rohul, berharap kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, agar mengalokasikan dana sekitar Rp5 miliar. Dana tersebut diperuntukan mendukung penelitian dan pengembangan Kauniah yang dilakukan pondok pesantren dan madrasah. Karena hasil pengembangan dan penelitian yang didapat akan membuka peluang usaha bagi mereka setelah lulus nanti.

“Jika nantinya Pemda Rohul memberikan dukungan dana, kita optimis ketrampilan para siswa ponpes dan madrasah ini akan menghasilkan uang sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

 Oleh sebab itu perlu kita luruskan bahwa sekolah ponpes itu bukan lagi sekolah tradisional tapi sekolah maju. Selain belajar agama juga melakukan penelitian alam semesta. Dan ini belum tentu dilakukan sekolah umum,” terang Kemenag Rohul. ***