Cuaca Diprediksi Lebih Ekstrim, Masyarakat Riau Diimbau Waspada Kathutla Tahun 2020

Cuaca Diprediksi Lebih Ekstrim, Masyarakat Riau Diimbau Waspada Kathutla Tahun 2020

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Tahun 2019, masyarakat Riau sempat dilanda bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (kathutla) yang ditengarai musim kemarau. Di tahun depan, kondisi cuaca tersebut diprediksi lebih ekstrim.

Demikian diungkapkan Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effend. Dikatakan Kapolda, dirinya mendapat informasi tersebut dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG), dan sumber lainnya.

"Kondisinya lebih ekstrim dan berbeda dari 2019. Ini sudah dikonfirmasi oleh BMKG maupun sumber lain yang sudah beredar secara nasional maupun internasional," ujar Irjen Pol Agungi, Rabu (27/11/2019).


Dengan kondisi tersebut, Kapolda mengingatkan agar seluruh komponen masyarakat di Bumi Lancang Kuning untuk lebih waspada. Terutama mengantisipasi terjadinya kathutla.

Polda Riau sendiri, katanya, telah menyiapkan langkah-langkah konkrit. Tidak hanya upaya pemadaman, tapi juga dengan menyatukan perspektif jika masalah itu merupakan masalah bersama.

Selama ini, sebut dia, ada pendapat berbeda tentang penanganan masalah kebakaran lahan. Ada yang berpikir kalau pemadaman adalah tanggung jawab Polri dan TNI saja.

"Ada yang bilang, kalau kebakaran di daerah urusan provinsi. Kalau provinsi berpikir ini urusan pusat. Kebakaran kecil jadi besar dan tak selesai-selesai karena kita terus berdiskusi," sebut mantan Deputi Siber pada Badan Intelijen Negara (BIN) itu.

Agung menegaskan, paradigma lama itu harus diubah, yakni dengan melakukan pemadaman setiap muncul api. Jangan biarkan ada titik api meski masih sedikit.

"Itu yang harus digelorakan pada seluruhnya (pihak). Minggu ini, kita mulai menyiapkan menghadapi kemarau 2020. Ada musim kebakaran yang diantisipasi," imbuh Agung.

Agung menegaskan, perlu adanya Masyarakat Peduli Api dan pihak lain untuk disalurkan menangani pemadanam kebakaran.

"Meski ada 10 ribu personel Polri tetap tidak akan mampu mengatasi masalah itu tanpa bantuan semua pihak," ungkap Agung.

Dicontohkannya, jika ada kebakaran hutan, maka diharapkan peran serta seluruh masyarakat, mahasiswa, stakeholder, pelajar, relawan memadamkannya.