Tanggapan Dirut RSUD Siak Terkait Obat-obatan yang Sering Kosong

Tanggapan Dirut RSUD Siak Terkait Obat-obatan yang Sering Kosong

RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Rafian Siak, Benny Chairuddin angkat bicara terkait keluhan salah seorang pasien yang mengeluhkan kekosongan obat-obatan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu.

Benny Chairuddin mengatakan, nilai standar untuk mendapat gelar paripurna terhadap rumah sakit adalah 80 persen, sementara yang 20 persen lagi masih menjadi kekurangan. Kemungkinan itu adalah nilai yang menjadi keluhan masyarakat.

"Ini menjadi tantangan kita untuk membenahi 20 persen itu. Ada aturan-aturan penganggaran dan aturan pembelanjaan. Untuk aturan pembelanjaan itu kita langsung break secara online ke pusat," ujarnya, Senin (22/7/2019).


Seringnya terjadi kendala pada pengadaan obat-obatan, menurutnya karena obat itu hanya ada satu pabrik untuk mendistribusikan keseluruh indonesia. "Bayangkan saja, satu pabrik untuk mendistribusikan seluruh indonesia. Kira-kira sanggup tidak satu pabrik itu mendistribusikan keseluruh indonesia? Terkadang karena tidak sanggup mendistribusikan ke seluruh indonesia maka jadi kekosongan di pabrik itu sendiri," tegasnya.

Ditambahkan Benny, persoalan obat kosong bukan saja terjadi di RSUD Tengku Rafian Siak, namun di seluruh rumah sakit juga bisa terjadi. "Apabila obat-obat yang dibutuhkan tidak ada di RSUD Tengku Rafian maka kita arahkan untuk beli obat-obatan di luar, itu diperbolehkan dari pada pelayanan terganggu," ujarnya.

Dijelaskan Benny, ketika obat kosong, pihak rumah sakit akan mengarahkan pasien untuk membeli di apotik luar, kemudian diklaim ke rumah sakit, maka pihak RSUD Tengku Rafian yang mengganti pembayarannya, asalkan sesuai anjuran dokter.

"Beli obat di luar rumah sakit tentu lebih mahal, karena orang cari untung. Sebetulnya dalam kondisi seperti ini kita rugi. Jangan gara-gara satu obat kita jadi masuk facebook (diviralkan). Lebih baik tidak ada obat sama sekali," ujar dia.

Benny beralasan pihaknya sudah menjalankan pelayanan sesuai standar operasional prosedur (SOP), dan terkait kekosongan sejumlah obat-obatan itu sudah dijelaskan kepada pasien. 

"Takutnya sudah dijelaskan, masyarakat tidak tahu, tidak mengerti dan kebanyakan begitu. Saya tanyakan kenapa itu ribut. Katanya saya sudah jelaskan pak, masyarakatnya yang tidak faham. Ini saya sudah jelaskan kronologisnya ini, kenapa dia tidak sampai balik lagi. Untuk tim pengaduan sudah ada," tutup Benny.

Reporter: Darlis Sinatra



Tags Siak